Jember - Kepala Kanwil Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara (Kanwil DJKN) Jawa Timur, Etto Sunaryanto membuka rapat
koordinasi dengan badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) di wilayah
Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Jember, Kamis (15/3).
Kegiatan
ini diselenggarakan oleh KPKNL Jember di aula lantai 2 KPKNL Jember pukul 09.00 WIB dan dihadiri
perwakilan dari BPKAD Jember, Kabupaten Probolinggo, Kota Probolinggo dan
Banyuwangi.
Kepala
Kanwil DJKN Jawa Timur, Etto berpesan agar pengelolaan pencatatan aset harus
dilaksanakan dengan baik, supaya tidak menimbulkan temuan dari Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK). Selain itu, Etto menghimbau untuk Stakeholder yang pencatatan asetnya belum sesuai, supaya meminta
bantuan dan koordinasi dengan KPKNL untuk penilaian aset.
Etto
juga menjelaskan profil DJKN, khususnya Kanwil DJKN Jawa Timur, yang meliputi
wilayah kerja, serta tugas dan fungsi. Disambung dengan pemaparan mengenai
rencanan pengelolaan aset BMD (Barang Milik Daerah) menuju WTP (Wajar Tanpa
Pengecualian) di lingkungan Kanwil DJKN Jawa Timur, yakni pada KPKNL Jember.
Selain
itu, Etto menambahkan penjelasannya mengenai langkah-langkah yang akan
dilaksanakan untuk memperoleh opini WTP, yaitu meliputi penyusunan LKPD sesuai
dengan standar akuntansi pemerintah, mengukuti ketentuan peraturan
perundang-undangan, mengungkapkan seluruh informasi keuangan sesuai dengan
syarat kecukupan pengungkapan, serta menunjukkan bukti-bukti sistem
pengendalian intern pada SKPD secara efektif.
Disela-sela
acara, dilakukan tanya-jawab antara KPKNL Jember dengan perwakilan dari BPKAD
wilayah kerja KPKNL Jember, salah satunya yaitu dari perwakilan BPKAD Jember,
Faisal Jamal, yang menyampaikan permasalahan turunnya opini dari Wajar Tanpa
Pengecualian (WTP) menjadi Wajar Dengan Pengecualian (WDP).
Faisal
mengutarakan bahwa ada beberapa data yang kurang valid pada ruas jalan yang
berada di Jember, hal tersebut disebabkan oleh tidak sinkronnya data. Faisal
juga menambahkan adanya inventarisasi pada data yang kurang valid tersebut,
namun masih terkendala pada anggaran dan terbatasnya tenaga penilai. Untuk
masalah Piutang Negara, terkendala pada berkas-berkas Piutang Negara dibawah
tahun 2007 banyak yang tidak ditemukan, sehingga menjadi penghambat untuk
pengurusan piutang.
Menurut
Etto, harus ada komitmen dari para pemimpin daerah untuk dapat menyelesaikan
permasalahan ini, karena masalah pencatatan aset merupakan hal yang sangat
penting. Etto juga meminta agar pemimpin daerah memprioritaskan opini BPK, agar
kedepannya bersih dari temuan BPK dan kembali menjadi WTP.
Menutup acara, Etto
menyampaikan agar KPKNL dan BPKAD di wilayah KPKNL Jember melakukan koordinasi
dan melakukan perbaikan data-data yang kurang sinkron. Tak kalah penting,
diharapkan KPKNL dan stakeholder juga
melakukan koordinasi penggalian potensi di bidang Piutang Negara, karena BPK
selalu melakukan monitor. (Text/Foto: Grace teguh
Kinanti/Rahmad Basuki)