Jakarta – Palu, Donggala dan Sigi jangan bersedih, karena dunia lelang
Indonesia turut mendukungmu. Itulah sekelumit pesan yang tersirat dari acara “Lelang
Amal” yang diadakan oleh (hosted by) Kanwil
DJKN DKI Jakarta pada Senin, 12 November 2018 sebagai bagian dari rangkaian
kegiatan Pekan Kekayaan Negara dalam rangka HUT DJKN yang ke-12 tahun. Lelang
amal ini merupakan program lelang sukarela yang hasil bersihnya sepenuhnya akan
diperuntukan bagi recovery korban
gempa di Palu, Donggala, dan Sigi. Lelang dimulai pukul 08.00 WIB di Aula
Kanwil DJKN DKI Jakarta, Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun No. 10, Jakarta
Pusat.
“Lelang sukarela kali ini merupakan wujud sumbangsih insan lelang
Indonesia bagi korban bencana gempa yang baru saja terjadi di Sulawesi” ujar
Harmani Srimumpuni selaku ketua pelaksana kegiatan tersebut. Harmani
menjelaskan bahwa lelang diikuti oleh pegawai DJKN, masyarakat umum dan para
tamu undangan dari mitra kerja KPKNL dilingkungan Kanwil DJKN DKI Jakarta
seperti Bank BNI, BRI, BCA, Bank DKI dan beberapa Satuan Kerja Instansi
Pemerintah yang sebelumnya telah mendaftarkan diri sebagai penjual/penyumbang
amal dan telah menyerahkan barangnya untuk selanjutnya dijual melalui mekanisme
lelang sukarela yang hasilnya akan disumbangkan kepada korban gempa Palu,
Donggala, dan Sigi. Turut hadir
Direktur Lelang, Lukman Effendi,
yang menyatakan bahwa lelang sukarela serupa sangat diperlukan guna membantu
masyarakat yang sedang tidak beruntung atau terkena musibah. Hal inilah yang
menjadi sisi baik atau sisi sosial dari kegiatan lelang, sehingga lelang tidak
hanya sekedar menjalankan proses bisnis as
usual, imbuhnya.
Lelang dilakukan dengan metode kehadiran
(conventional) dan penawarannya
menggunakan metode lisan dengan harga naik-naik. Bagi peminat lelang dapat
datang langsung ke lokasi acara dan dapat menyetorkan uang jaminan lelang dilokasi
acara sebagai bentuk kepesertaannya. Suasana menjadi riuh saat peserta lelang yang
memenuhi aula saling berkompetisi melemparkan penawaran harga tertingginya.
Tidak sedikit lot-lot lelang (barang lelang) yang akhirnya laku terjual dengan
mencapai harga fantastis. “Semua lot lelang
ludes terjual!”, ujar salah seorang peserta lelang. “Hal ini menunjukan
antusiasme masyarakat yang ingin membantu saudara-saudaranya yang terkena
musibah dengan cara yang berbeda yaitu dengan cara membeli barang melalui
lelang amal” ungkap Robert Bonar MP selaku Kepala Seksi Pelayanan Lelang KPKNL
Jakarta III.
KPKNL Jakarta III dan KPKNL lainnya
seperti KPKNL Jakarta I, II, IV, dan V berperan menjadi pelaksana lelangnya.
Adapun barang yang dijual lelang berasal dari sumbangan orang perorangan maupun
institusi yang sebelumnya telah mendaftar dan menyerahkan barang sumbangannya kepada
KPKNL-KPKNL tersebut untuk dijual secara lelang. Barang lelang sangat meriah dari
sepeda gunung, handphone, tas
punggung merek adidas, baju batik tulis, logam emas, stick golf, electric oven,
helmet, lukisan tari bali, TV Led, frying
pan, jersey Real Madrid, rice cooker,
dan bahkan burung kenari sekalipun menjadi objek lelang amal kali ini.
Diantara riuh reda acara lelang amal
tersebut dapat sisimpulkan bahwa kegiatan lelang di Indonesia bukan hanya sekedar
kegiatan penjualan barang untuk mencapai tingkat likuiditas keuangan tertentu
saja, atau hanya untuk menjalankan perintah eksekusi dari suatu produk hukum
yang memerintahkan untuk dilakukan penjualan lelang atas suatu barang, akan
tetapi terdapat perspektif baik lelang yang selama ini tidak banyak orang awam
mengetahuinya, yaitu adanya lelang sukarela dalam rangka amal sebagai bentuk fungsi
sosial lelang yang dapat disamakan sebagai bentuk corporate social responsibility program.
Kegiatan lelang sukarela dalam rangka amal seperti ini atau dikenal oleh
umum sebagai “Lelang Amal” memang sudah banyak dilakukan di negara-negara lain seperti
yang sering dilakukan oleh Balai Lelang Christie yang berkantor pusat di London
antara lain lelang amal “Memorabilia Bond” dalam rangka ulang tahun film James
Bond ke-50 yang laku terjual USD 1,6 juta seluruhnya disumbangkan kepada
lembaga sosial Women For Women, UNICEF UK, dan Barnardo's and
ChildLine, akan
tetapi kondisi lelang amal (lelang sukarela) tersebut nampaknya masih
membutuhkan effort lebih untuk diwujudkan
di Indonesia. (Risman/KPKNL Jakarta
III, Fotografi: Risman/KPKNL Jakarta III)