Jakarta, 20 Agustus 2021 – Jalan Tol Trans Sumatera adalah salah satu Proyek Prioritas Pemerintah yang pembangunannya dimulai sejak tahun 2015 dan direncanakan akan terbangun sepanjang 2.812 km membentang hingga ujung Pulau Sumatera dengan nilai investasi sebesar Rp. 538 triliun. Proyek ini dibangun dengan tujuan membuka sentra-sentra ekonomi baru yang dapat terbangun dari kawasan industri serta mampu menjadi akses utama dalam menghubungkan berbagai provinsi di Pulau Sumatera. Hingga saat ini, ruas yang telah beroperasi adalah sepanjang 531 km. Sebagai Special Mission Vehicle (“SMV”) Kementerian Keuangan, PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (“PT SMI”) terlibat aktif dalam pembiayaan pembangunan 5 (lima) ruas Jalan Tol Trans Sumatera ini dengan nilai komitmen sebesar Rp. 18,5 triliun.
PT SMI memberikan dukungan pembiayaan terhadap lima ruas Jalan Tol Trans Sumatera yang telah beroperasi saat ini. Ruas-ruas yang dibiayai secara langsung oleh PT SMI, yaitu Medan – Binjai, Palembang – Indralaya, Terbanggi Besar – Pematang Panggang - Kayu Agung, Bakauheni – Terbanggi Besar serta pemenuhan porsi ekuitas untuk ruas Pekanbaru – Dumai yang dibiayai secara tidak langsung melalui sekuritisasi aset Tol Akses Tanjung Priok. Kami berharap dengan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ini, dapat membantu menggerakkan roda perekonomian Indonesia khususnya di Pulau Sumatera agar dapat terus bertumbuh.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Sylvi J. Gani, Direktur Pembiayaan dan Investasi PT SMI dalam acara media briefing yang diselenggarakan secara daring oleh Direktorat Jenderal Kekayaan Negara Kementerian Keuangan Republik Indonesia (DJKN) pada Jumat, 20 Agustus 2021. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat luas melalui media nasional mengenai pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera yang merupakan Proyek Prioritas Pemerintah serta manfaat sosial ekonomi atas dibangunnya jalan tol ini.
Dalam
media
briefing
ini dipaparkan juga temuan
hasil riset dari
tim riset
ekonomi
PT SMI, dimana
pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera
memberikan dampak
multiplier terhadap output dalam perekonomian sebesar 1.70 kali dari
total pengeluaran pada masa konstruksi dan juga proyeksi
pendapatan pada masa operasional proyek. Dampak output per tahun atas adanya pembangunan jalan tol ini setara
dengan 2,2%
Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB) di Pulau Sumatera. Terhadap penyerapan tenaga kerja, dampak
tenaga kerja per tahun dari
pembangunan jalan tol ini setara dengan 2,4% tenaga kerja di Pulau Sumatera. Hal ini membuktikan
bahwa pembangunan jalan tol ini telah Membangkitkan stimulus terhadap
perekonomian Indonesia dan memberikan dampak positif berupa
penciptaan nilai tambah,
pendapatan masyarakat dan kesempatan kerja di sektor-sektor
ekonomi seperti konstruksi
yang tumbuh sebesar 54%, industri pengolahan sebesar 22%,
pertambangan sebesar 8%,
perdagangan sebesar 6% dan sektor-sektor
lainnya. Potensi manfaat lainnya dari pembangunan jalan tol ini adalah meningkatkan akses
konektivitas, pengurangan waktu tempuh, dan percepatan
arus barang dan jasa.
Pembangunan Proyek Jalan
Tol Trans Sumatera
adalah proyek yang prestisius, karena melibatkan berbagai
pihak dan sumber pendanaan.
Dukungan
Pemerintah
diberikan melalui APBN yang disalurkan
dalam bentuk Penyertaan Modal Negara (PMN), Dukungan Konstruksi,
Pembebasan Lahan,
Sekuritisasi Aset dan Penjaminan.
Tidak hanya
APBN saja, pembiayaan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera
juga melibatkan pembiayaan kreatif dan unik
dari PT SMI serta sinergi SMV lain dibawah Kementerian Keuangan. Diharapkan,
pembangunan jalan tol
ini dapat meningkatkan
konektivitas, menumbuhkan
pusat industri baru, menurunkan logistic
cost dan
menyerap tenaga
kerja selama masa konsesi. Selain itu, pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera ini juga sebagai perwujudan sila ke – lima Pancasila, sebagai perwujudan rasa keadilan sosial atas akses
infrastruktur yang merata di berbagai wilayah di Indonesia.
Tentang PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero)
PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) (“PT SMI”) yang didirikan pada tanggal 26 Februari 2009 adalah Badan Usaha Milik Negera di bawah koordinasi Kementerian Keuangan yang berbentuk Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB). PT SMI berperan dan memiliki mandat sebagai katalis percepatan pembangunan nasional.
PT SMI memiliki berbagai fungsi dan produk/fitur unik untuk mendukung percepatan pembangunan infrasruktur yang tidak hanya berfungsi sebagai pembiayaan infrastruktur tetapi juga sebagai enabler melalui pelaksanaan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) yang mengikutsertakan berbagai institusi keuangan baik swasta maupun multilateral. PT SMI aktif mendukung pelaksanaan KPBU dan mendorong percepatan pembangunan infrastruktur di daerah melalui produk pinjaman daerah.
PT SMI memiliki tiga pilar bisnis yaitu (1) Pembiayaan dan Investasi, yaitu pembiayaan terhadap proyek-proyek infrastruktur, (2) Jasa Konsultasi yaitu solusi atas kebutuhan tenaga professional dan ahli di bidang infrastruktur serta (3) Pengembangan Proyek yaitu membantu Penanggung Jawab Proyek Kerjasama (PJPK) untuk menyiapkan proyek infrastruktur.