Jakarta, 2 Juli 2021 – Pemerintah, dalam upaya meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, melakukan investasi jangka panjang permanen kepada sejumlah Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Badan Layanan Umum (BLU), dan Lembaga lainnya. Hingga tahun 2020, investasi permanen yang dilakukan oleh Pemerintah sebesar Rp3.031 triliun (LKPP Tahun 2020 Audited), termasuk di dalamnya Investasi Permanen Pemerintah berupa Penyertaan Modal Negara (PMN) kepada BUMN/lembaga di bawah Kementerian Keuangan sebesar Rp82,1 triliun.
Dalam kurun waktu 5 tahun
terakhir
(2016-2020),
BUMN/Lembaga tersebut menyetorkan
dividen kepada Pemerintah
sebesar Rp3,1 triliun dan pajak
sebesar Rp7,3 triliun. Selain itu hingga tahun 2020, BUMN/lembaga di bawah Kementerian Keuangan telah melaksanakan
mandat Pemerintah dalam pembiayaan di sektor infrastruktur dengan total nilai komitmen sebesar
Rp117 triliun (total nilai proyek sebesar Rp699 triliun dari 292 proyek yang telah berjalan),
memberikan
penjaminan kepada pelaku usaha di sektor
infrastruktur sebesar Rp66,4 triliun dengan
nilai proyek Rp315
triliun, mengembangkan sektor
ekspor
dengan memberikan pembiayaan kepada pelaku usaha
dengan nilai outstanding pembiayaan sebesar Rp90,4 triliun (nilai ekspor sebesar Rp315 triliun), memberikan pembiayaan perumahan sebesar Rp69,15 triliun kepada 1.083.590 debitur,
dan memberikan pinjaman kepada 28 Pemerintah Daerah
dalam rangka membangun 38 fasilitas publik.
Sedangkan perannya dalam mendukung proyek strategis nasional, hingga
saat ini
tercatat BUMN/lembaga
tersebut
meningkatkan
infrastruktur
jalan dan jalan tol sepanjang
3.200,8 km, penambahan 80 kereta listrik dan revitalisasi 438 gerbong
kereta,
mendukung proyek 52 ribu menara telekomunikasi,
dan meningkatkan jaringan serat
optik sepanjang 12.148 km di seluruh wilayah Indonesia. Hal tersebut membantu
meningkatkan penyediaan layanan publik yang lebih baik kepada masyarakat,
antara
lain mampu melayani sebanyak 76 juta pengguna jasa telekomunikasi di seluruh Indonesia, menyediakan fasilitas kesehatan bagi 720 pasien baru per tahun dengan tambahan fasilitas1.786 tempat tidur
baru, meningkatkan kapasitas penumpang transportasi
perkotaan menjadi
7,3 juta per tahun,
menambah kapasitas
37,5 juta penumpang bandara
per tahun,
meningkatkan arus barang pelabuhan menjadi 2,52 juta TEUs per tahun, dan
membantu pengairan kepada 185 ribu hektar area sawah.
Manfaat
sosial ekonomi
lainnya yang
telah diberikan oleh BUMN/lembaga tersebut antara lain penambahan kapasitas
tenaga listrik
sebesar 2481
MW, penambahan
produksi air bersih sejumlah 16.890 l/s, penambahan
31.000 bpd produksi
BBM, dan peningkatan kapasitas persediaan gas sebesar 10.000
MT. Upaya tersebut membantu
memberikan akses yang
lebih baik terhadap jaringan listrik kepada 2,76 juta rumah tangga (11,03 juta jiwa),
kontribusi akses air
bersih kepada 2,4 juta rumah (9,7 juta
jiwa),
dan jaringan gas alam
kepada 21.000 rumah tangga.
Sebagai
informasi, secara umum PMN bertujuan
untuk memperbaiki struktur permodalan perusahaan dalam
rangka
menjalankan mandat
Pemerintah
guna meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Hal ini dilakukan
guna terus mengupayakan
peran
BUMN/lembaga sebagai kepanjangan tangan
pemerintah dalam memberikan sumbangan bagi
perkembangan perekonomian
nasional pada umumnya dan penerimaan
negara pada khususnya, menyelenggarakan
kemanfaatan umum berupa penyediaan
barang dan/atau jasa yang bermutu
tinggi dan memadai bagi pemenuhan
hajat hidup orang banyak, menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat
dilaksanakan
oleh sektor swasta dan
koperasi, serta turut aktif memberikan
bimbingan
dan
bantuan kepada pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan masyarakat.
Beberapa bantuan
atau kegiatan corporate social responsibility (CSR) yang telah dilakukan
oleh BUMN/lembaga di
bawah
Kemenkeu
kepada masyarakat
diantaranya pemberian
bantuan penyemprotan
disinfektan dan APD-Masker kepada Klinik dan Faskes
di lingkungan perusahaan, penyediaan
wastafel
portabel di sejumlah tempat,
bantuan
operasional kepada pondok pesantren
dan program tas bakti untuk guru,
penyelenggaraan
program
Desa Kakao Devisa (sejak 2012) untuk 609 petani kakao Koperasi Kerta Semaya Samaniya dan membantu
3 kluster
UMKM pada Koperasi Apikiri di sektor
produksi Eco Coffin
(peti mati ramah lingkungan)
untuk membantu
pengembangan daya saing komoditas
ekspor. (*)