RRI Biak kembali mengundang KPKNL Biak dalam Dialog
Interaktif Pojok Keuangan sebagai narasumber pada Kamis (30/04). Materi kali
ini tentang Penilaian Aset yang dibawakan oleh Kepala Seksi Penilaian Tomy
Jonatan yang dipandu oleh Penyiar Okky R Kandouw.
Dalam dialog tersebut, pria yang akrab disapa Tomy tersebut
memperkenalkan pelayanan penilaian kepada masyarakat Biak sekaligus
menceritakan bagaimana pelayananan penilaian itu sendiri di tengah wabah virus
Corona saat ini.
“Kami (KPKNL Biak) tetap berkomitmen melaksanakan
pelayanan, hanya saja (pelayanan yang kami lakukan) tanpa tatap muka, “ ujar Tomy.
Mengenai
pelayanan penilaian, menurut Tomy, sementara wabah Covid-19 ini masih
berlangsung, survei lapangan hanya bisa dilakukan pada penilaian BMN berupa
selain tanah dan bangunan saja. “Hanya Penilaian BMN berupa selain tanah dan
bangunan saja, itu pun yang melakukan survei lapangan adalah Satker sendiri
dengan mengisi keterangan kondisi objek penilaian pada form survei yang kami
berikan. Penilaian lain seperti tanah dan bangunan tetap kami proses verifikasi
permohonannya, hanya saja pelaksanaan surveinya dilakukan setelah berakhirnya
status darurat Covid-19. Untuk penilaian BMN tanah dan bangunan survei lapangan
tidak bisa diwakili oleh Satker, karena cukup kompleks dan spesifik, sehingga
butuh pengetahuan dan pengalaman khusus untuk bisa melakukan survei dengan
akurat. Ini sebagai bentuk dukungan kami pada physical distancing,”
katanya.
Menurut pria
asal Makassar tersebut, kegiatan penilaian terutama dalam rangka Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) juga memiliki dampak yang vital terhadap
kepercayaan investor. “Nilai aset negara tentu menjadi lebih akurat. Hal ini dapat
kita pakai untuk meraih kepercayaan investor untuk membeli global bond
atau Surat Berharga Negara (SBN) yang baru-baru ini diterbitkan oleh Pemerintah
RI dalam rangka menjaga perekonomian di tengah turbulensi pasar keuangan global
yang saat ini sedang terjadi, akibat adanya status darurat Covid-19. Penerbitan
SBN ini juga dilakukan secara elektronik tanpa ada pertemuan fisik karena semua
melakukannya dalam kondisi work from home (WFH).” pungkasnya.