Bengkulu – Tim bulutangkis Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bengkulu harus puas menjadi runner up Hari Oeang Games 2018, setelah kalah tipis 1-2 di final melawan Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Bengkulu. Satu-satunya kemenangan disumbangkan Kepala KPKNL Bengkulu Sri Yuwono Hari Sarjito yang berpasangan dengan Lendra Bramiko. Hasil tersebut memupuskan harapan KPKNL Bengkulu untuk mengakhiri puasa juara bulutangkis Hari Oeang Games. Ini kali ketiga beruntun menjadi runner up (2016, 2017, dan 2018).
Pada pertandingan yang dihelat di lapangan bulutangkis Kantor Pelayanan
Perbendaharaan Negara (KPPN) Bengkulu, Rabu malam (17/10), KPKNL Bengkulu tertinggal 0-1 terlebih dahulu atas KPP Bengkulu.
Pasangan Zaihani-Suharto harus menyerah dua set langsung 18-21 dan 17-21.
Terlambat panas, Zaihani-Soeharto harus tertinggal 2-10. Meskipun melawan pasangan yang masih muda, Zaihani-Soeharto dengan gigih mampu membalikkan skor menjadi 11-10. Susul-menyusul angka terus terjadi hingga skor menjadi sama kuat 18-18. Namun apa daya, semangat pantang menyerah pasangan KPKNL tersebut harus ditutup dengan kekalahan 18-21 pada set pertama. Pertandingan yang cukup menguras stamina bagi pasangan yang berusia 50 tahun ke atas ini, sementara usia lawan masih muda.
Apa yang terjadi di set pertama tersebut, kembali terulang di set kedua.
Pertandingan cukup ketat, terjadi susul menyusul angka, hingga skor sama kuat
12-12. Kembali faktor usia berpengaruh pada stamina, Zaihani-Soeharto
tertinggal 12-20. Meskipun menyisakan satu poin bagi tim lawan untuk meraih
kemenangan, pasangan KPKNL Bengkulu tidak menyerah begitu saja dan menjadikan
skor 17-20. Hingga akhirnya, KPKNL Bengkulu harus mengakui keunggulan KPP
Bengkulu 17-21 pada set kedua. Skor sementara KPKNL Bengkulu melawan KPP
Bengkulu 0-1.
KPKNL Bengkulu berhasil menyamakan skor 1-1 melalui pasangan Hari-Miko, yang unggul dua set langsung 22-20 dan 21-18. Tim lawan terlalu sering mendapat poin karena keteledoran hakim garis. Pertandingan beberapa kali sempat terhenti dikarenakan keputusan hakim garis yang kurang fair. Kejadian ini mengingatkan pada final ajang yang sama tahun lalu, dimana KPKNL Bengkulu berhadapan dengan tuan rumah dan perangkat pertandingan berasal dari tuan rumah. Hal tersebut cukup mengganggu konsentrasi para pemain KPKNL Bengkulu dan mencederai nilai-nilai sportivitas apabila dilakukan oleh perangkat pertandingan dengan sengaja.
Skor 1-1 membuat nasib kedua tim berada di tangan pasangan ketiga.
Sebagai informasi, pertandingan menggunakan sistem two winning game, dimana tim yang langsung unggul 2-0
dinyatakan sebagai pemenang. Set ketiga dimainkan apabila terjadi skor 1-1.
Pada game ketiga, KPKNL Bengkulu menurunkan pasangan Fathoni-Imam. Menjadi penentu, pasangan Fathoni-Imam menyerah 1-2. Di set pertama pertandingan berjalan cukup ketat, namun pasangan KPKNL Bengkulu harus menyerah 19-21. Pasangan KPKNL Bengkulu mampu menyamakan skor menjadi 1-1, setelah pada set kedua unggul 21-16. Pertandingan berlanjut di set ketiga, dan secara mengejutkan Fathoni-Imam harus mengakui keunggulan 13-21 dan menjadikan KPP Bengkulu menjadi juara. Seperti halnya pasangan Zaihani-Suharto, faktor usia dan harus menghadapi lawan yang usianya jauh lebih muda menjadi tantangan tersendiri dalam hal stamina.
Kepala KPKNL Bengkulu Sri Yuwono Hari
Sarjito cukup mengapresiasi perjuangan tim bulutangkis KPKNL Bengkulu. Menurutnya,
daya juang para pemain cukup oke, faktor usia tidak dapat dibohongi. Pasangan
Mahardhika-Eko yang bermain apik di semifinal berhalangan hadir dikarenakan ada
keperluan kedinasan. Selanjutnya Hari mengharapkan agar para pegawainya yang
masih muda dapat berpartisipasi dalam Hari Oeang Games berikutnya. “Silahkan
yang masih muda-muda seperti David, Syekh, Havivi, Mahardhika sering ikut
berlatih bulutangkis setiap hari Kamis malam”, terangnya.