Bekasi – Puasa
atau saum dalam bahasa Arab berarti “menahan”. Berpuasa, sebagaimana kita ketahui,
adalah suatu kegiatan yang dilaksanakan oleh seseorang untuk menahan diri dari berbagai
hal yang membatalkan puasa itu sendiri.
Bagi umat Islam,
khususnya orang yang beriman, berpuasa di bulan Ramadan adalah kewajiban karena
merupakan salah satu dari lima rukun Islam. Bulan Ramadan yang merupakan bulan suci
bagi umat Islam jadi momentum beribadah yang lebihi ntens dan mendekatkan diri pada
Allah SWT.
Perintah puasa
jelas disebutkan dalam Al Quran yang tercantum dalam surat Al-Baqarah ayat 183
yang artinya “Wahai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu sekalian bertakwa.” Hal
tersebut diingatkan kembali oleh Ustad Suyono, penceramah dalam acara buka bersama
KPKNL Bekasi pada Selasa, 14 Mei 2019. Ustad Suyono dalam tausyiahnya banyak mengingatkan
agar kita berpuasa jangan hanya menahan lapar dan haus saja, namun harus dapat menahan
diri, mengontrol diri dan menghindarkan diri dari perbuatan tercela serta dapat
menjadi pribadi yang lebih baik.
Lebih lanjut Ustad Suyono menerangkan
bahwa terdapat tiga tingkatan puasa. Pertama, mereka yang hanya sebatas tidak makan
dan minum serta menahan dari yang membatalkan puasa, tapi ia tidak menjaga anggota badannya
dari hal-hal yang makruh dan tercela. Kualitas puasa golongan ini hanya sebatas
"menggugurkan" kewajiban. Kedua, mereka menahan dari unsur-unsur yang
membatalkan puasa sejak
terbit fajar hingga terbenamnya matahari dan juga menjaga seluruh anggota tubuhnya
dari perbuatan yang tercela. Selain itu mereka mampu menjaga lisannya dari perilaku
ghibah, matanya tidak digunakan untuk melihat yang haram, misal aurat lawan
jenis bukan mahramnya. Ketiga, puasa yang dijalankan oleh mereka
yang juga membarenginya dengan penjagaan akal dari berburuk sangka dan hati yang
risau, serta menjadikannya untuk selalu berzikir kepada Allah SWT. Dia mencoba untuk
membersihkan dan menyucikan jiwanya dari segala perbuatan tercela dan dosa menjaga
hati dan pikiran dari hal-hal yang berkaitan dengan dunia, dan menjaganya dari selain
Allah SWT secara menyeluruh.
Buka puasa bersama tersebut juga
dihadiri oleh Pemimpin PT Bank Mandiri, Tbk. Cabang Bekasi beserta beberapa stafnya.
Buka puasa kali ini bertujuan untuk semakin mempererat tali silaturahmi dan kekeluargaan
serta sinergi antara KPKNL Bekasi dan PT Bank Mandiri, Tbk. Dalam kesempatan itu
dilaksanakan pula pemberian santunan kepada anak-anak yatim dan kaum dhuafa
yang berasal dari panti asuhan dan warga di sekitar KPKNL Bekasi. Acara buka bersama
tersebut diawali dengan lantunan ayat suci Al-Quran dan dilanjutkan dengan tausyiah
oleh Ustad Suyono serta pemberian santunan dan ramah tamah antara PT Bank
Mandiri dan KPKNL Bekasi dengan para anak yatim tersebut. Acara ditutup dengan berbuka
bersama dan shalat magrib berjamaah.
Pada kesempatan terakhir Partolo Kepala
KPKNL Bekasi merasa sangat puas dan bangga terwujudnya buka bersama tersebut.
Menurut Partolo, acara buka bersama ini selain dapat meningkatkan silaturahmi dengan
salah satu pengguna jasa, dapat juga sebagai ajang berbagi kepada anak-anak yang
membutuhkan dan silaturahmi dengan seluruh keluarga besar KPKNL Bekasi.
Timber kpknl bks