Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Peristiwa Ketinggalan HP, Kejadian Seram, dan Kepiawaian Multitasking Warnai Survei Lapangan Dalam Rangka Penilaian di Calang
Agung Prasetya
Sabtu, 09 Oktober 2021   |   136 kali

Tugas dan fungsi Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Banda Aceh tidak melulu terkait dengan pelayanan lelang, namun ada pula tugas dan fungsi pelayanan penilaian yang diemban oleh Seksi Pelayanan Penilaian. Seksi Pelayanan Penilaian mempunyai tugas melakukan penilaian yang meliputi indentifikasi permasalahan, survei pendahuluan, pengumpulan dan analisa data, penerapan metode penilaian, rekonsiliasi nilai, kesimpulan nilai dan laporan penilaian terhadap objek-objek penilaian sesuai dengan ketentuan, serta penyusunan basis data penilaian. Seperti yang telah dilaksanakan oleh Tim Penilai KPKNL Banda Aceh yang melakukan tugas survei lapangan dalam rangka penilaian terhadap Barang Milik Daerah (BMD) untuk pemindahtanganan dan penyusunan neraca Pemerintah Daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Jaya pada tanggal 28-30 September dan tanggal 04-06 Oktober 2021.

Tim yang berisikan 3 orang Pejabat Fungsional Penilai Pemerintah yakni Ferdinan, Purbo, dan Agus, serta 2 orang pelaksana yakni Agung dan Fakhri. Penugasan itu bermula dari surat permohonan yang dilayangkan oleh Pemda Kabupaten Aceh Jaya kepada KPKNL Banda Aceh yang telah lengkap diverifikasi dan memenuhi persyaratan permohonan penilaian. Kelima anggota tim yang semula dijadwalkan melakukan survei lapangan terhadap objek-objek BMD berupa bangunan Korpri, bangunan Disdukcapil, dan bangunan eks. Rumah Sakit Rolls Royce pada hari pertama mengalami sedikit perubahan, dikarenakan Fakhri sempat ketinggalan handphone-nya di KPKNL Banda Aceh, sontak peristiwa itu membuat dirinya kurang nyaman terlebih istrinya yang berada di Kota Malang sedang hamil, hal itu mendorong Fakhri untuk berupaya agar dirinya tetap bisa berkomunikasi dengan istrinya. Purbo dan Agus sempat menyarankan untuk mengirimkan HP itu melalui jasa penitipan travel, namun setelah ditimbang-timbang, akhirnya Fakhri memutuskan kembali lagi ke Banda Aceh  dengan ditemani oleh Agung, mereka memutuskan untuk menempuh perjalanan Calang-Banda Aceh PP (red-pulang dan pergi) langsung pada hari pertama itu. Peristiwa ketinggalan HP itu membuat sedikit perubahan, yang menjadikan Agung dan Fakhri tidak turut serta dalam survei lapangan terhadap ketiga objek bangunan. Sesampainya di Kantor Badan Pengelolaan Keuangan Kabupaten (BPKK), Tim Penilai disambut baik oleh Kepala BPKK Aceh Jaya, Safrul Maryadi, beserta jajaran. Tak hanya mengalami ketinggalan HP, mental keberanian Fakhri diuji saat headset miliknya terpelanting lompat keluar dari tas pribadinya di dalam kamar hotel disaat Agung sedang mandi. Sontak Fakhri terkejut, dan mencoba mengambil headset yang ternyata terpelanting agak jauh hingga ke kolong kasur. Peristiwa seram itu kemudian menjadi bahan obrolan menarik khususnya bagi Fakhri bersama keempat rekan kerjanya bahkan hingga keluarganya mengetahui foto bahwa di dalam kamar hotel itu ada sosok makhluk wanita dan anak kecil dekat kasur yang ditiduri oleh Fakhri. Walau begitu, peristiwa ketinggalan HP dan kejadian seram itu tidak mengubah kinerja Tim Penilai, justru membuat mental bekerja mereka menjadi lebih tegar, lebih kompak dan lebih semangat dalam berkinerja.

Bicara kinerja, Tim Penilai ini memang telah teruji semangat kinerjanya, terbukti pada Kamis (30/09), bertepatan dengan gelaran knowledge sharing virtual yang bertajuk Forum Sanger Kanwil DJKN Aceh. Tim Penilai tetap berupaya mengikuti forum yang digelar secara virtual itu. Fakhri telah didaulat dan dijadwalkan menjadi pemateri untuk mengisi forum tersebut sejak beberapa waktu lalu. Pelaksanaan tugas survei lapangan tak menyurutkan Fakhri untuk tetap berkontribusi dan menyampaikan materi bedah bukunya yang bertajuk Habit (red-kebiasaan). Kepiawaian multitasking (red-keterampilan mengerjakan beberapa aktivitas pekerjaan) Tim Penilai diuji dalam momen itu. Tak disangka, Fakhri mendapat apresiasi khusus dari Kakanwil DJKN Aceh, Syukriah HG karena membawakan materi berbahasa Indonesia bercampur dengan bahasa Inggris.

Objek-objek yang telah disurvei oleh Tim Penilai yang diketuai oleh Ferdinan Haulian Marpaung itu terdiri dari 3 unit bangunan, 16 scrap (red-sisa/kepingan barang bekas), 15 unit kendaraan roda dua, dan 16 unit kendaraan roda empat. Tim Penilai melakukan survei lapangan terhadap puluhan objek BMD itu dengan mengamati, mewawancara petugas Pemda Kabupaten Aceh Jaya selaku Pemohon Penilaian, mencatat kondisi fisik objek serta keterangan yang didapat dari hasil wawancara itu, hingga menguji coba starter (red-menghidupkan mesin) kendaraan-kendaraan itu. Tim Penilai harus jeli dan cekatan dalam menganalisa kondisi objek penilaian, yang bukan hanya terpaku dengan kondisi riil di lapangan namun juga jejak rekam historis dari objek Penilaian itu. “Bang, bagaimana selama mengendarari ini sempat ada keluhan atau tidak?”, Agung coba menggali historis kondisi kendaraan roda empat Isuzu Panther Turbo kepada seorang pengemudi yang biasa mengemudikan kendaraan itu sebelumnya. “Ini remnya narik sebelah nih bang jadi kurang imbang, AC-nya juga gak idup di nomor 2, power steeringnya juga kurang jadi agak berat.”, beber pengemudi itu. Satu pertanyaan yang dilontarkan cukup untuk membuat pengguna kendaraan membeberkan pengalamannya saat mengendari Panther Turbo itu. Sontak keterangan-keterangan itu pun menjadi catatan-catatan pelengkap terhadap data-data kondisi yang didapat riil di lapangan, yang kemudian dapat dijadikan bahan analisa penilaian.

Tak hanya melakukan survei lapangan untuk mengecek kondisi berbagai macam objek penilaian, Tim Penilai yang ditemani oleh para petugas Pemohon Penilaian juga memanfaatkan waktu penugasan untuk menyambangi tempat penjualan barang-barang bekas yang tak jauh dari pusat pemerintahan di daerah Kabupaten Aceh Jaya. “Assalamu’alaykum, permisi, izin bang ya, kami dari KPKNL Banda Aceh, mau nanya-nanya sebentar nih terkait harga besi-besi gitu.”, Ferdinan mencoba membuka pertanyaan untuk menggali informasi. Tujuannya ialah mendapatkan informasi harga penawaran besi kiloan. “O itu yang mobil-mobil bekas macam scrap, sama becak-becak (motor roda tiga) yang ada di Dishub sana ya, iya saya tahu keberadaannya,  ya, itu paling saya hargai sekitar Rp 4.000,-/kilogram.”, tutur dari Toke (red-saudagar/pengusaha) barang bekas. Informasi nilai penawaran dari pengusaha barang bekas itu akan menjadi salah satu bahan analisa perhitungan penilaian terhadap objek berupa scrap tadi, Setelah melakukan survei lapangan, Tim Penilai akan melakukan analisa perhitungan dan peer review (red-penilaian kaji ulang oleh rekan sejawat sebidang ilmu) hingga berujung pada Laporan Penilaian. Tujuan pelaksanaan serangkaian kegiatan itu untuk menganalisa perhitungan penilaian terhadap berbagai objek BMD yang dimohonkan hingga terbentuk suatu nilai wajar dalam rangka penilaian terhadap BMD untuk pemindahtanganan dan penyusunan neraca Pemerintah Daerah pada Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Jaya.

Narasi-Foto: hi/kpknlbna

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini