Palembang
– Pada 25 Agustus 2022, Forum ALCo (Asset and Liabilites Committee) Sumatera
Selatan yang beranggotakan seluruh Kantor Wilayah Kementerian Keuangan di
Sumatera Selatan merilis kinerja dan fakta (KiTa) APBN periode Juli 2022. Rilis
ini mengungkap kinerja APBN Sumatera Selatan, dari sisi pendapatan, pengeluaran
dan isu strategis sampai dengan 31 Juli 2022.
Sampai
dengan 31 Juli 2021, pendapatan negara di Provinsi Sumatera Selatan terealisasi
Rp10,06 triliun atau mencapai 60,91 persen dari target pendapatan yang
ditetapkan. Pendapatan ini terdiri dari Penerimaan perpajakan sebesar Rp8,84
triliun dan PNBP sebesar Rp1,22 triliun. Pendapatan ini mengalami kenaikan sebesar Rp2,56
triliun atau tumbuh 34,16 persen bila dibandingkan dengan tahun lalu. Adapun kenaikan
terbesar disumbang oleh Pajak Penghasilan yang mengalami kenaikan sebesar
Rp1,91 triliun (tumbuh 60,26 persen) dan Bea Keluar/Pungutan Ekspor yang naik
sebesar Rp0,17 triliun (tumbuh 119,19 persen).
Di
sisi lain, realisasi belanja negara sebesar Rp20,73 triliun atau 49,16 persen
dari pagu yang ditetapkan yang terdiri dari belanja pemerintah pusat Rp6,62
triliun dan belanja Transfer Ke Daerah dan Dana desa (TKDD) Rp14,11 triliun. Belanja
pemerintah pusat yang terdiri dari belanja pegawai Rp3,12 triliun, belanja
barang Rp2,37 triliun, belanja modal Rp1,12 triliun, dan belanja sosial Rp8,44
miliar, mengalami penurunan sebesar Rp1,64 triliun dari tahun lalu.
Penyebabnya antara lain karena lambannya Proses Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ),
juknis pelaksanaan kegiatan yang terlambat terbit, proses pergantian pejabat
perbendaharaan serta kegiatan yang belum dapat dilaksanakan karena sebagian
anggaran diblokir.
Sementara belanja TKDD terdiri dari Dana Bagi Hasil (DBH) Rp2,21 triliun, Dana Alokasi Umum (DAU) Rp7,31 triliun, dan Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik) Rp515,2 miliar. Lalu Dana Insentif Daerah (DID) Rp69,07 miliar, DAK non Fisik Rp2,47 triliun, dan Dana Desa Rp1,53 miliar. Bila dibandingkan dengan tahun 2021, realisasi TKDD ini mengalami penurunan sebesar Rp1,04 Triliun (-6,84 persen) yang diakibatkan keterlambatan Pemda dalam memenuhi dokumen persyaratan salur TKDD.
Terkait
pandemi Covid-19 di Sumatera Selatan masih terkendali meskipun terjadi
peningkatan jumlah kasus aktif akibat munculnya varian baru. Di akhir Juli
2022, jumlah kasus aktif Sumsel tercatat sebanyak 52 kasus, meningkat 8 kasus
dibandingkan akhir bulan Juni 2022. Capaian vaksinasi terus meningkat terutama
pada vaksin booster, meskipun penambahannya cenderung lambat.
Di
samping itu, berkaitan dengan pemulihan ekonomi di Sumatera Selatan masih
berjalan on track. Meski tetap perlu mewaspadai berbagai gejolak ekonomi
baik yang berasal dari global maupun nasional. APBN terus berperan dalam
menyerap tekanan-tekanan terhadap perekonomian (shock absorber) guna
menjaga pemulihan ekonomi agar tetap berlanjut dan semakin kuat, menjaga daya
beli masyarakat, dan mendukung konsolidasi fiskal.
(Tim
KIHI DJKN SJB-22)
Sumber : Siaran
Pers APBN Sumatera Selatan KiTa Agustus 2022