Palembang – Program
Focus Group Discussion (FGD) kuartal
2 di Kanwil DJKN Sumsel, Jambi, dan Babel dilaksanakan melalui aplikasi zoom meeting pada Kamis 4 Juni 2020. FGD
kali ini mengambil tema “Kebijakan Keuangan Negara dan Kebijakan Sektor
Keuangan Sebagai Crisis Relief Dalam
Menangani Pandemi Covid-19”. Acara virtual FGD dimulai pada pukul 09.00 WIB. Mengawali
acara FGD, Thaufik Kepala Kanwil DJKN SJB mengungkapkan di tengah pandemi
covid-19 merasa bersyukur pegawai Kanwil DJKN SJB masih tetap semangat bekerja
baik di kantor (WFO) maupun di rumah/tempat tinggal (WFH). FGD merupakan bagian
dari proses pembelajaran guna menambah ilmu dan pengetahuan. Thaufik juga
mengulas, pandemi covid-19 cukup memukul kegiatan perekonomian negara kita. Banyak
warung, toko, bahkan mal yang tutup. Belum lagi terdapatnya barang yang sulit
diperoleh masyarakat, sehingga menimbulkan spekulan bahkan mafia. Sementara
bagi Kementerian/Lembaga berdampak pada penghematan anggaran yang lebih
difokuskan untuk program percepatan penanganan/penanggulangan covid-19.
Selanjutnya Thaufik mempersilakan Bambang Sugianto
Kepala Bidang KIHI untuk memberikan paparan seputar bahasan tema FGD. Adapun yang Bambang paparkan sekilas yaitu :
penyebaran covid-19 (dunia dan Indonesia), efek domino covid-19 pada aspek
sosial/ekonomi/keuangan, resesi ekonomi global, ancaman resesi dan stabilitas
sistem keuangan, dampak covid-19 pada ekonomi global/kemiskinan/pengangguran,
dan disain pemulihan ekonomi nasional.
Setelah Bambang menyampaikan paparannya, Thaufik
mempersilakan peserta FGD untuk menanggapinya.
Tanggapan yang disampaikan sangat beragam. Rahmat Kepala Bidang
Penilaian menanggapi dari sisi transportasi. Agar mobilitas barang dapat
terdistribusi dengan cepat, maka syarat dan peraturan yang ada supaya lebih
dipermudah. Sigit Kepala Bidang Lelang
menanggapi dari sisi kesehatan. Seberapa jauh dampak covid-19 terhadap aspek
kesehatan. Hingga sekarang belum ditemukan vaksin yang dapat mematikan covid-19.
Sementara Hartini Kepala Bidang Piutang Negara menanggapi penerapan kebijakan
yang dilakukan pemerintah berbeda-beda, sehingga membuat bingung masyarakat
untuk menyikapinya. Hartini juga berharap agar kondisi kantor lebih sehat lagi
dan benar-benar menerapkan social
distancing. Syukur Kepala Bidang PKN merasa prihatin dengan kondisi
masyarakat kecil sangat terpukul akibat dampak covid-19. Syukur berharap agar
ada penambahan anggaran sektor kesehatan sehingga dapat mendukung penelitian
dan penemuan obat untuk memberantas covid-19.
Sujarwo Kepala Bagian Umum menanggapi dari sisi jaring
pengaman sosial yang harus lebih diperhatikan. Masyarakat jangan diberikan
bantuan secara tunai, tapi berikanlah kesempatan untuk berusaha/bekerja.
Belajar dari kebijakan masa lalu, dimana pemerintah tidak langsung memberi
“ikan” tapi yang diberikan “kail/pancingan”. Kebijakan itu berupa pemanfaatan
lahan kosong/tidur oleh masyarakat. Sehingga masyarakat bisa berusaha/bekerja dan tidak terlalu bergantung pada bantuan tunai pemerintah.
Tidak terasa waktu telah menunjukkan pukul 11.20 WIB. Thaufik pun menutup acara FGD dengan sedikit memberikan ulasan bahwa pemerintah sudah berupaya membuat berbagai kebijakan untuk menstimulus perekonomian kita di tengah covid-19. Berhasilkah kebijakan pemerintah tersebut ? Masih ada yang perlu dikoreksi, sebagai contoh carut marutnya pemberian BLT di lapangan karena tidak sesuai sasaran. Hal ini lebih disebabkan antara lain data base kependudukan kita yang masih harus diperbaiki terus menerus. Thaufik mengapresiasi berbagai tanggapan yang disampaikan oleh peserta FGD. (Tim KIHI Kanwil SJB)