Palembang – Menteri
Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) berpesan khususnya kepada jajaran
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) agar kekayaan negara tidak boleh hanya
dibiarkan, tidak punya nilai tambah akan tetapi dirinya berharap kekayaan
negara semakin berguna bagi perekonomian Indonesia. “Kita harus menjaga seluruh
kekayaan negara dan kondisi Indonesia tetap aman meskipun goncangan terjadi,”
ujarnya saat melakukan kunjungan kerja ke Gedung Keuangan Negara Palembang pada
Jumat, 28 Februari 2020 usai mengikuti
acara Raker Percepatan Pengelolaan Dana Desa Provinsi Sumatera Selatan di Jaka
Baring Sport City Palembang bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan
Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim
Iskandar.
Kunjungan Menkeu kali ini didampingi oleh Inspektur
Jenderal Kemenkeu Sumiyati, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Astera
Primanto Bhakti, dan Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak Nufransa Wira Sakti.
Ia mengingatkan bahwa mengelola keuangan negara dan mengelola ekonomi, jangan pernah berharap bahwa kondisi ekonomi selalu tenang dan aman.
Namun harus selalu siap sedia bahwa economy can be very volatile
and dynamic, bisa dinamis dan sangat bergejolak. Kemenkeu juga diharapkan
dapat mencermati suatu rentetan kejadian sebagai suatu bentuk kewaspadaan. Hal
ini disampaikan saat dirinya
SMI mengatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN), fiscal policy adalah alat yang dipakai dan akan makin dipakai
pada saat ekonomi sedang membutuhkan. “APBN harus dibuat fleksibel dijadikan
instrumen sesuai dengan tatanan dan kondisi ekonomi dan tujuan pembangunan yang
akan kita capai,” ujarnya.
Kalau APBN harus menjadi dan akan terus menjadi instrumen
pembangunan, lanjutnya, maka APBN harus kuat dan kredibel. “Menjaga keuangan
negara yang sehat, baik, kredibel, dan kuat merupakan kewajiban kita semua
sesuai dengan tugas dan peranan di unit masing-masing,” ungkapnya.
Ia menegaskan tantangannya dalam mengelola keuangan memang
sulit. Namun, lebih sulit lagi kalau jajaran Kemenkeu tidak kompeten, tidak
profesional, tidak sinergi, dan tidak punya integritas. Untuk itu, dirinya memerlukan
jajaran Kemenkeu yang kompeten, profesional, sinergi, kolaborasi, dan mempunyai
integritas.
SMI juga mengajak seleurh jajaran untuk mencoba mengingat
tahun 2019 saat dalam suasana Pemilu. Tahun lalu ekonomi mengalami tekanan
sangat berat yang terlihat dalam catatan kinerja di Kemenkeu karena yang Kemenkeu
lakukan sebagai pengelola keuangan negara, bendahara negara baik itu dari sisi
penerimaan (pajak, bea dan cukai, penerimaan negara bukan pajak) menggambarkan
secara tidak langsung denyut dari kondisi perekonomian kita.
Kalau ekonomi sedang baik, harga karet/batubara/kelapa
sawit tinggi, berdampak pada penerimaan pajak, bea keluar, dan penerimaan bukan
pajak kita. “Namun sebaliknya, kalau ekonomi sedang melemah, ekspor menurun,
harga batubara menurun, rupiah menguat, maka kita juga akan melihat di dalam
penerimaan kita. Tahun 2019 ekonomi Indonesia ditutup tidak terlalu buruk,”
ujarnya.
Lebih lanjut, dirinya mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia
masih di atas 5 %, meskipun hanya 5,02 %. Kalau dilihat dalam konteks G-20,
Indonesia berada dalam posisi ke 2 tertinggi. Karena India turun sangat drastis
dari di atas 6 % menjadi 4,5 %. RRC
masih di sekitar 6 %. “Kita selalu berada dalam posisi tiga terbesar bersama
RRC dan India. Karena negara G-20 yang lain adalah 20 negara yang ekonominya
terbesar di dunia. Jikalau di dunia ini sekitar 192 negara, kita berada dalam
20 besar size dari ekonomi kita. Dengan pertumbuhan yang masih baik, kita tidak
boleh berpuas diri bahkan jumawa. Tetapi justru kita harus waspada,” ungkapnya.
SMI juga mengharapkan agar seluruh jajaran Kemenkeu bisa
membaca dan mengerti APBN sehingga bisa timbul rasa memiliki/semangat bersama (espri
de corps), tanggung jawab, ingin menjaga, bangga, dan marah kalau dihina.
Untuk itu sejak tahun lalu, SMI meminta setiap daerah,
kanwil, unit eselon I harus terus menerus melakukan training dan sharing
informasi mengenai keuangan negara. “Jangan biarkan kita dianggap tidak bisa
bekerja. Pahami tugas dan pekerjaan kita, pahami misi Kemenkeu, resapi tanggung
jawab yang kita miliki sehingga memiliki kebanggaan mengerjakan tugas setiap
hari, Sebagai bendahara negara jadilah pribadi yang baik, kompeten,
profesional, suka berkolaborasi, dan betul-betul serius memikirkan negara kita.
This is not a joke. Pekerjaan kita bukan guyonan dan bukan sepelean. Dan
yang terpenting tentu saja integritas dan jangan pernah digadaikan. Integrity
kita adalah priceless tidak ada harganya karena tidak diperjualbelikan,”
pesannya
Ia tidak men-underestimate godaan dan tantangan yang
selalu datang kepada seluruh jajaran Kemenkeu (mulai dari pelaksana, kasi,
kepala kantor, kasubdit/kabag, kakanwil, dirjen). Tetapi SMI yakin dan percaya
jajaran Kemenkeu mampu mengatasinya. “Untuk itu tolong kepercayaan yang sudah
diberikan atas nama negara jangan pernah dihianati,” ungkapnya. Mengakhiri
arahannya, SMI menyampaikan kepada selauruh jajaran Kemenkeu agar terus
bekerja, saling menjaga, saling perduli, dan saling memperkuat satu sama lain. (Tim
KIHI Kanwil SJB)