Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Menkeu: Kekayaan Negara Harus semakin Berguna bagi Perkonomian Indonesia
Muhammad Zulkifli
Selasa, 03 Maret 2020   |   654 kali

Palembang –  Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati (SMI) berpesan khususnya kepada jajaran Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) agar kekayaan negara tidak boleh hanya dibiarkan, tidak punya nilai tambah akan tetapi dirinya berharap kekayaan negara semakin berguna bagi perekonomian Indonesia. “Kita harus menjaga seluruh kekayaan negara dan kondisi Indonesia tetap aman meskipun goncangan terjadi,” ujarnya saat melakukan kunjungan kerja ke Gedung Keuangan Negara Palembang pada Jumat, 28 Februari 2020 usai  mengikuti acara Raker Percepatan Pengelolaan Dana Desa Provinsi Sumatera Selatan di Jaka Baring Sport City Palembang bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Menteri Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Abdul Halim Iskandar.


Kunjungan Menkeu kali ini didampingi oleh Inspektur Jenderal Kemenkeu Sumiyati, Direktur Jenderal Perimbangan Keuangan Astera Primanto Bhakti, dan Staf Ahli Bidang Pengawasan Pajak Nufransa Wira Sakti.

Ia mengingatkan bahwa mengelola keuangan negara dan mengelola ekonomi, jangan pernah berharap bahwa kondisi ekonomi selalu tenang dan aman.


Namun harus selalu siap sedia bahwa economy can be very volatile and dynamic, bisa dinamis dan sangat bergejolak. Kemenkeu juga diharapkan dapat mencermati suatu rentetan kejadian sebagai suatu bentuk kewaspadaan. Hal ini disampaikan saat dirinya


SMI mengatakan bahwa Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), fiscal policy adalah alat yang dipakai dan akan makin dipakai pada saat ekonomi sedang membutuhkan. “APBN harus dibuat fleksibel dijadikan instrumen sesuai dengan tatanan dan kondisi ekonomi dan tujuan pembangunan yang akan kita capai,” ujarnya.


Kalau APBN harus menjadi dan akan terus menjadi instrumen pembangunan, lanjutnya, maka APBN harus kuat dan kredibel. “Menjaga keuangan negara yang sehat, baik, kredibel, dan kuat merupakan kewajiban kita semua sesuai dengan tugas dan peranan di unit masing-masing,” ungkapnya.


Ia menegaskan tantangannya dalam mengelola keuangan memang sulit. Namun, lebih sulit lagi kalau jajaran Kemenkeu tidak kompeten, tidak profesional, tidak sinergi, dan tidak punya integritas. Untuk itu, dirinya memerlukan jajaran Kemenkeu yang kompeten, profesional, sinergi, kolaborasi, dan mempunyai integritas.


SMI juga mengajak seleurh jajaran untuk mencoba mengingat tahun 2019 saat dalam suasana Pemilu. Tahun lalu ekonomi mengalami tekanan sangat berat yang terlihat dalam catatan kinerja di Kemenkeu karena yang Kemenkeu lakukan sebagai pengelola keuangan negara, bendahara negara baik itu dari sisi penerimaan (pajak, bea dan cukai, penerimaan negara bukan pajak) menggambarkan secara tidak langsung denyut dari kondisi perekonomian kita.


Kalau ekonomi sedang baik, harga karet/batubara/kelapa sawit tinggi, berdampak pada penerimaan pajak, bea keluar, dan penerimaan bukan pajak kita. “Namun sebaliknya, kalau ekonomi sedang melemah, ekspor menurun, harga batubara menurun, rupiah menguat, maka kita juga akan melihat di dalam penerimaan kita. Tahun 2019 ekonomi Indonesia ditutup tidak terlalu buruk,” ujarnya.


Lebih lanjut, dirinya mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih di atas 5 %, meskipun hanya 5,02 %. Kalau dilihat dalam konteks G-20, Indonesia berada dalam posisi ke 2 tertinggi. Karena India turun sangat drastis dari di atas 6 % menjadi 4,5 %.  RRC masih di sekitar 6 %. “Kita selalu berada dalam posisi tiga terbesar bersama RRC dan India. Karena negara G-20 yang lain adalah 20 negara yang ekonominya terbesar di dunia. Jikalau di dunia ini sekitar 192 negara, kita berada dalam 20 besar size dari ekonomi kita. Dengan pertumbuhan yang masih baik, kita tidak boleh berpuas diri bahkan jumawa. Tetapi justru kita harus waspada,” ungkapnya.


SMI juga mengharapkan agar seluruh jajaran Kemenkeu bisa membaca dan mengerti APBN sehingga bisa timbul rasa memiliki/semangat bersama (espri de corps), tanggung jawab, ingin menjaga, bangga, dan marah kalau dihina.


Untuk itu sejak tahun lalu, SMI meminta setiap daerah, kanwil, unit eselon I harus terus menerus melakukan training dan sharing informasi mengenai keuangan negara. “Jangan biarkan kita dianggap tidak bisa bekerja. Pahami tugas dan pekerjaan kita, pahami misi Kemenkeu, resapi tanggung jawab yang kita miliki sehingga memiliki kebanggaan mengerjakan tugas setiap hari, Sebagai bendahara negara jadilah pribadi yang baik, kompeten, profesional, suka berkolaborasi, dan betul-betul serius memikirkan negara kita. This is not a joke. Pekerjaan kita bukan guyonan dan bukan sepelean. Dan yang terpenting tentu saja integritas dan jangan pernah digadaikan. Integrity kita adalah priceless tidak ada harganya karena tidak diperjualbelikan,” pesannya


Ia tidak men-underestimate godaan dan tantangan yang selalu datang kepada seluruh jajaran Kemenkeu (mulai dari pelaksana, kasi, kepala kantor, kasubdit/kabag, kakanwil, dirjen). Tetapi SMI yakin dan percaya jajaran Kemenkeu mampu mengatasinya. “Untuk itu tolong kepercayaan yang sudah diberikan atas nama negara jangan pernah dihianati,” ungkapnya. Mengakhiri arahannya, SMI menyampaikan kepada selauruh jajaran Kemenkeu agar terus bekerja, saling menjaga, saling perduli, dan saling memperkuat satu sama lain. (Tim KIHI Kanwil SJB)

 

 

 

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini