Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Kerja Keras APBN Jaga Laju Pemulihan Ekonomi
Ayutia Nurita Sari
Senin, 28 Maret 2022   |   86 kali

Jakarta – Mobilitas penduduk kembali meningkat sejalan membaiknya kondisi Covid-19. Leading indicators menunjukkan pertumbuhan, antara lain Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang berada di atas level optimis, peningkatan Indeks Penjualan Ritel (IPR), dan pertumbuhan konsumsi listrik industri dan bisnis. Kondisi pasar keuangan domestik terjaga relatif stabil dan resilient. Hal ini tak lepas dari dukungan fundamental ekonomi yang kuat dan terus berada dalam tren pemulihan.

“Kinerja APBN di bulan Februari masih mencatatkan surplus, pendapatan masih tumbuh kuat. Kedepan, growth pendapatan akan menuju ke tingkat lebih normal. Belanja negara akan terus didorong agar semakin optimal,” jelas Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat konferensi pers APBN KiTa Bulan Maret 2022 secara daring pada Senin (28/03/22).

“Pemerintah akan tetap waspada dan terus memonitor perkembangan eskalasi risiko global agar dapat menentukan respon kebijakan yang tepat dan efektif,” kata Menkeu.

Hingga akhir Februari, APBN melanjutkan kinerja yang baik. Akselerasi belanja negara dan pembiayaan investasi tetap terjaga untuk memberikan menfaat kepada masyarakat.

Sampai dengan akhir Februari 2022, kinerja pendapatan negara yaitu pajak, kepabeanan dan cukai, serta Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) tercatat terus membaik. Sampai dengan Februari 2022, realisasi pendapatan negara dan hibah tercatat mencapai Rp302,42 triliun atau 16,38 persen dari target APBN 2022.

Sementara dari sisi belanja negara realisasinya mencapai Rp282,7 triliun (10,4 persen dari pagu APBN 2022). Realisasi Belanja Negara tersebut meliputi realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp172,2 triliun dan Transfer ke Daerah dan Dana Desa sebesar Rp110,5 triliun.

“Ini semuanya menggambarkan APBN akan terus berperan untuk tadi memulihkan ekonomi dan tetap menangani pandemi. Karena itu penting memulihkan ekonomi melalui pembangunan infrastruktur, memulihkan ekonomi dengan mendukung UMKM, memulihkan ekonomi melalui belanja negara, dan juga untuk menyelamatkan masyarakat dari sisi kesehatan masih menjadi prioritas meskipun angkanya mulai menurun,” ungkap Menkeu.

Dari sisi neraca perdangangan disampaikan konsisten mencatatkan surplus mencapai USD3,83 miliar pada Februari 2022 yang didukung oleh peningkatan ekspor. Realisasi tersebut ditopang ekspor yang tumbuh 34,14 persen (yoy), didukung oleh kenaikan ekspor nonmigas unggulan serta sektor manufaktur yang masih tumbuh kuat.

“Impor di bulan Februari 2022 tumbuh 25,43 persen (yoy), didominasi oleh jenis barang input, yaitu bahan baku dan barang modal yang mencerminkan berlanjutnya penguatan aktivitas produksi,” ujar Menkeu.

Pemulihan ekonomi di tahun 2022 terus berlanjut makin kuat seiring dengan terus terkendalinya pandemi Covid-19. Pemerintah akan tetap mewaspadai risiko ancaman pemulihan ekonomi yang kini bergeser pada eskalasi geopolitik Rusia-Ukraina dan dinamika kebijakan moneter Amerika Serikat.

APBN harus menjadi shock absorber atas berbagai gejolak dan tekanan global. Ke depan harus terus diseimbangkan tiga tujuan yang semuanya sama penting, yaitu menjaga kesehatan dan keselamatan rakyat, menjaga kesehatan dan pemulihan ekonomi, dan mengembalikan kesehatan APBN.

“Meskipun kelihatan cukup positif dan menjadi surplus, APBN harus bersiap-siap bekerja keras untuk menjadi shock absorber lagi, yaitu menjaga ekonomi dan rakyat kita dari gejolak global yang sekarang berasal dari sumber komoditas pangan dan energi. Jadi ke depan, kita terus- menerus di Kementerian Keuangan harus melihat tiga hal sekaligus,” tutur Menkeu.

“Pertama bagaimana kita tetap menjaga keselamatan rakyat dan kesehatan rakyat dari ancaman pandemi yang masih berlangsung, kedua bagaimana kita menjaga kesehatan dan pemulihan ekonomi yang juga sedang dan masih berlangsung agar tidak mengalami perlemahan, dan yang ketiga, kita harus mengembalikan kesehatan APBN melalui reformasi perpajakan, HKPD yang sedang dan terus kita lakukan,” jelasnya.

Pondasi APBN harus terus dibangun dan dijaga secara kuat disiplin dan hati-hati karena APBN menjadi instrumen yang selalu diandalkan baik dalam menghadapi seperti kesehatan, maupun shock dari sisi ekonomi baik dari sisi komoditas maupun sektor keuangan. (ayu/wdp)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini