Samarinda, Dalam
rangkaian acara hari raya Idul Fitri Tahun 2021, Kanwil DJKN Kaltimtara
menyelenggarakan acara Halal Bi Halal bagi seluruh pegawai DJKN lingkup
Kaltimtara secara daring pada tanggal 17 Mei 2021.
Acara
dimulai dengan sambutan oleh Kusumawardhani selaku Kepala Kanwil DJKN
Kaltimtara. Dhani -panggilan akrabnya- membuka sambutannya dengan memberikan
ucapan selamat Idul Fitri dan selamat Hari Kenaikan Isa Almasih yang kebetulan
dirayakan di hari yang bersamaan. Secara pribadi ia juga menyampaikan
permohonan maaf kepada seluruh rekan sekerja di Kanwil DJKN Kaltimtara.
“Output Ramadhan adalah menjadi hamba Tuhan Yang Maha Esa yang
bertakwa.Bertakwa adalah menjaga diri kita untuk selalu konsisten menjauhi
larangan-Nya dan melaksanakan perintah-Nya. Perintah Tuhan YME sejalan dengan
norma sosial dan tema silaturahmi kita saat ini, yaitu Aparatur Sipil Negara
Bertakwa, Negeri Aman, Sehat, dan Sejahtera,” ungkapnya.
Kegiatan
Halal bi Halal dilanjutkan dengan mendengarkan ceramah dari pengisi acara Dr.
Basrihan Noor M. Ag.Dalam ceramahnya ia menyampaikan bahwa setiap manusia
sesungguhnya terlahir dlm kondisi fitrah, bersih, dan suci. “Maka di akhir Ramadhan
kita mendapat ucapan yang intinya hanya dua, yang pertama adalah ucapan selamat
idul fitri, yang kedua memohon maaf lahir dan batin . Selamat idul fitri artinya
selamat kembali kepada fitrahmu , karena dahulu kita terlahir dalam kondisi
fitrah. Kita yang benar-benar berpuasa dengan baik akan suci kembali seperti
bayi yang baru terlahir dari rahim ibunya.”
“Memandang bayi dan
anak-anak itu menyenangkan,” lanjutnya, karena fitrahnya masih utuh, tulus,
polos, tidak memiliki persepsi negatif kepada orang di dekatnya, serta belumk
terkontaminasi oleh pengaruh buruk lingkungan,. Selain itu, anak-anak adalah
manusia-manusia jujur, belum tergores oleh kepentingan-kepentingan sekitar. Yang
terakhir, anak-anak memiliki sifat yang mudah memaafkan. Jika mereka bertengkar
di pagi hari, maka berbaikan di sore hari. Berbeda dengan orang dewasa karena
fitrah kita yang mulai hilang dan luntur.”
Momen
Ramadhan dan Syawal menjadi momen penyucian diri. Karena itu, hendaknya seperti
anak-anak kita sebagai orang dewasa juga belajar untuk memaafkan meskipun berat,
karena itu merupakan fitrah manusia. ”Karena menyimpan dendam sesungguhnya sama
dengan menyimpan penyakit,” pungkasnya. (Bellisa/Kanwil DJKN Kaltimtara)