Perubahan merupakan suatu keniscayaan, dan seringkali
perubahan tidak terjadi semudah membalikkan telapak tangan. Bagi anggota organisasi/masyarakat
untuk melihat perubahan sebagai hal yang positif dan alami, dibutuhkan pemimpin
perubahan (change leader) yang dapat
menjadi panutan/role model untuk
mengelola perubahan, memberikan motivasi dan untuk menjaga upaya perubahan
terus bergerak maju.
Change leader
adalah sebuah gaya kepemimpinan yang menekankan pada pentingnya perkembangan
dan kemampuan beradaptasi dalam tim atau organisasi/masyarakat.
Change Leader bukan
berasal dari kekuasaan yang dimiliki, melainkan dari seberapa besar ia dapat
mempengaruhi. Kemampuan mempengaruhi ini sangat diperlukan karena bagaimanapun,
setiap perubahan yang ditawarkan, selalu saja ada pihak yang menolak perubahan
tersebut. Penolakan bisa disebabkan berbagai alasan, bisa jadi karena tidak
tahu, merasa tidak memerlukan atau mereka terlalu sibuk. Dalam kondisi seperti
inilah peran seorang change leader sangat
dibutuhkan.
Lalu bagaimana cara seorang pemimpin mempengaruhi
perubahan?
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah dengan membangun
interaksi efektif-positif dan membentuk citra diri sebagai panutan. Interaksi efektif-positif
akan lebih optimal apabila didukung dengan tiga V yaitu verbal, vocal dan visual.
Selanjutnya agar menjadi role model,
maka seorang pemimpin harus berintegritas,
berpikir solusi, menginspirasi dan kompeten.
Hal kedua yang harus dilakukan agar menjadi change leader yang sukses adalah seorang
leader harus didukung oleh mindset sukses. Minimal
untuk sukses, seorang change leader
harus memiliki tiga hal berikut. Pertama,
seseorang bisa sukses kalau dia mempunyai knowledge. Kedua, seseorang yang sukses harus memiliki skill/keterampilan. Ketiga seseorang akan sukses jika dia
memiliki attitude positif.
Mengutip
dari Whatfix, seorang change leader perlu bersikap visioner, agile dan responsif terhadap perubahan
yang terjadi dalam pekerjaan. Tidak hanya itu, seorang change
leader
perlu memahami bagaimana cara untuk mengatasi halangan-halangan yang ada ketika
ingin melakukan perubahan.
Berikut disampaikan 5
kompetensi yang penting dimiliki oleh seorang change leader, yaitu:
1.
Planning
Seorang change leader harus memiliki kemampuan untuk merencanakan dan mendistribusikan kegiatan sehingga setiap kegiatan dapat terselesaikan tanpa adanya kendala, duplikasi usaha, dan terbuangnya sumber daya secara sia-sia. Dengan perencanaan yang baik. Pemimpin dapat menentukan strategi yang paling efektif dan efisien dalam mencapai tujuan jangka panjangnya berdasarkan sumber daya yang dimiliki saat ini.
2.
Decision Making
Change leader yang efektif harus
dapat dapat memunculkan berbagai alternatif pilihan, mengevaluasi setiap
alternatif, serta memilih pilihan terbaik sesuai dengan kriteria dan tujuan
yang ingin dicapai. Tak lupa, seorang change
leader dalam membuat pilihan keputusan harus senantiasa mempertimbangkan
manfaat yang diperoleh dan biaya yang dikeluarkan untuk mencapai target.
3.
Influencing
Kemampuan selanjutnya
yang perlu dimiliki oleh seorang change leader yaitu kemampuan pemimpin
untuk mendapatkan dukungan bawahan dalam hal kebijakan dan pengambilan
keputusan, serta memotivasi bawahan untuk mengimplementasikannya. Dengan
memiliki influencing yang tinggi maka
seorang pemimpin akan mudah mengajak orang lain bekerja sama atau berkolaborasi
dalam mencapai tujuan kelompok.
4.
Change Oriented
Pemimpin perlu untuk meningkatkan inovasi dan pembelajaran
tim di dalam suatu organisasi dengan berorientasi terhadap perubahan yang
terjadi. Ketika seorang pemimpin tidak mudah merasa puas dengan apa yang sudah
dicapai, maka perusahaan yang ia pimpin akan terus berkembang untuk menjadi lebih
baik. Prinsip “hari esok harus lebih baik dari hari ini” wajib terpatri dalam
diri seorang change leader untuk akan
menghindarkan seseorang dari perasaan cepat berpuas diri dan menepuk dada untuk
hasil yang telah dicapai.
5.
Strong Communication
Kemampuan selanjutnya yang dibutuhkan untuk menjadi change leader adalah kemampuan untuk
berkomunikasi secara efektif. Berkomunikasi secara terbuka dengan tim
memungkinkan anggota untuk membangun rasa percaya, saling membutuhkan, dan
menjadi lebih terbuka dan jujur sehingga akan lebih mudah dalam membangun
sinergitas dalam organisasi.
Nah itulah beberapa kompetensi yang perlu dikembangkan dan dimiliki untuk menjadi seorang change leader yang efektif.
Penulis: Sutarno – Kepala Bagian Umum Kanwil DJKN
Kalimantan Timur dan Utara
Referensi: