Pemerintah Indonesia telah mengumumkan untuk mengimplementasikan
skenario new normal dengan mempertimbangkan studi
epidemiologis dan kesiapan regional. New normal melakukan
skenario percepatan penanganan Covid-19 dalam aspek kesehatan dan
sosial-ekonomi. Achmad Yurianto, juru bicara penanganan Covid-19, mengatakan
bahwa masyarakat harus menjaga produktivitas di tengah pandemi Covid-19 dengan
tatanan baru. Artinya, pemerintah menginginkan seluruh lapisan masyarakat
beradaptasi dengan Covid-19 dalam tatanan baru, kembali beraktivitas dengan
menjaga protokol kesehatan Covid-19.
Padahal,
data jumlah terpapar pandemi Covid-19 masih belum menunjukkan tanda-tanda akan
berakhir, data terkini menunjukkan penambahan kasus baru terpapar Covid-19
sebanyak 1.082 kasus, dan ODP sebanyak 41.065 kasus, serta PDP sebanyak 13.335
kasus (sumber: https://covid19.go.id). Selain itu, berdasarkan situs resmi Covid-19 menunjukkan bahwa provinsi
Jawa Timur berpotensi menjadi episentrum baru penyebaran Covid-19
yang mencatatkan pertambahan kasus harian tertinggi selama lima hari
berturut-turut hingga hari Senin tanggal 29 Juni 2020 yakni di kisaran 200
hingga 300-an kasus baru per hari.
Namun demikian, angka reproduksi efektif menunjukkan fakta sebaliknya yaitu
terjadi penurunan diberbagai provinsi dari hasil riset berbagai sumber (Riset
FKM UI; https://databoks; https://www.bisnis.com).
Penghitungan angka reproduksi efektif (Rt) adalah berdasarkan metode
Kalman Filter yang merupakan perpanjangan dari metode Bayesian Sequential yang
menghasilkan pemodelan simulasi dan pemodelan Covid-19 di Indonesia (SimcovID).
SimcovID ini merupakan tim gabungan yang terdiri dari peneliti dari ITB, UNPAD,
UGM, ITS, dan UB. Angka reproduksi efektif adalah angka yang menunjukkan
daya tular virus corona. Simbolnya adalah Rt, bila Rt = 2,7 artinya 1 orang
positif corona bisa menularkan pada dua hingga tiga orang. Angka Rt tertinggi
pada pertengahan bulan Juni 2020 adalah pada provinsi Sulawesi Selatan sebesar
1,59 (1 orang positif corona berpotensi menularkan pada 1 hingga 2 orang)
dengan grafik yang terus mengalami trend penurunan. Terdapat
grafik penurunan Rt lainnnya hingga di bawah angka 1 pada 12 provinsi antara
lain DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Kalimantan Timur, DI Yogyakarta,
Nusa Tenggara Timur, Aceh, Sulawesi Barat, Bangka Belitung, Jambi, Lampung, dan Kalimantan Utara. Sesuai
standar WHO, new normal dapat diterapkan jika Rt dibawah angka
1 (sumber: https://www.who.int). Oleh
karena itu, terdapat beberapa provinsi yang sudah menerapkan tatanan baru.
Angka reproduksi efektif inilah yang digunakan sebagai dasar
penerapan new normal di berbagai provinsi
(sumber:https://setkab.go.id). Selain itu, terdapat pertimbangan lainnya dalam
menerapkan new normal yaitu indikator ekonomi. Data
pekerja di Indonesia, sebanyak 55-70 juta dari 133 juta adalah pekerja informal
yang paling terdampak COVID-19 (sumber: https://www.ekon.go.id).
Meningkatnya pengangguran tersebut berdampak terhadap pergerakan konsumsi dalam
negeri sebagai penyumbang terbesar Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia yang
apabila anjlok efeknya dapat memicu konflik sosial. Bertambahnya middle
income trap (MIT) yaitu pendapatan per kapitanya cenderung stagnan di
tingkat pendapatan menengah (sumber: http://www.dpr.go.id) bahkan perpindahan
kelas sosial jatuh ke garis kemiskinan yang diprediksi menjadi 4,86 juta jiwa
(sumber: https://www.ekon.go.id).
Sri Mulyani menyampaikan bahwa realisasi pertumbuhan ekonomi pada
kuartal I-2020 tertekan di level 2,97%. Pemerintah pun menetapkan
skenario sangat berat, yaitu perekonomian Indonesia hanya tumbuh 0,4 % hingga
akhir tahun (sumber: http://www.Kompas.com).
Berdasarkan hal tersebut, keputusan pemerintah untuk menerapkan new
normal adalah untuk menjaga keseimbangan dimana beberapa
daerah/provinsi yang telah memenui syarat dapat kembali beraktivitas.
Dalam new normal, masyarakat sudah boleh melakukan aktivitas dengan
mitigasi risiko yang ketat. Jokowi sebagai kepala pemerintahan menegaskan
bahwa apabila kasus virus corona naik signifikan akan menutup kembali new
normal (sumber: https://kumparan.com). Keseimbangan tersebut
harus dilakukan agar perekonomian tidak merosot tajam yang mengarah kepada
kondisi krisis. Akhirnya, peran serta masyarakat luas untuk disiplin dalam
menerapkan protokol kesehatan Covid-19 turut membantu menyelesaikan masalah
pada pandemi Covid-19 saat ini.
Penulis: Beta
Embriyono Adna