Senin, 8 April 2019, bertempat di ruang rapat Kanwil DJKN Jawa Timur, diselenggarakan kegiatan Dialog Kinerja Organisasi Triwulan I Tahun 2019. Kegiatan ini dipimpin oleh Etto Sunaryanto, Kepala Kanwil DJKN Jawa Timur dan diikuti oleh seluruh Kepala KPKNL, Kepala Bidang dan Kepala Bagian
Umum serta Kepala Seksi di jajaran Kanwil DJKN DKI
Jakarta.
Dialog Kinerja Organisasi (DKO) merupakan sebuah kegiatan yang dilakukan
untuk evaluasi dan monitoring atas kinerja sebuah kantor pada Kementerian
Keuangan. DKO dilakukan secara berkala setiap triwulan pada satu tahun
anggaran. Pada DKO selain dibahas capaian kinerja, juga dibahas terkait
kendala, masalah, hingga rencana kerja sebagai tindak lanjut capaian kinerja
sebuah kantor. Pada DKO ini dibahas pula Indikator Kinerja Utama (IKU) pada
sebuah kantor, bagaimana perkembangan capaian secara berkala setiap triwulan.
Selanjutnya, dilakukan pemaparan kinerja jajaran Kanwil DJKN Jawa Timur
disampaikan oleh Syamsuddin Kepala Bidang Kepatuhan Internal, Hukum dan
Informasi memaparkan bahwa pada triwulan I tahun 2019 dari 15 IKU terdapat 7 IKU berkategori hijau dan 1 IKU masih
berkategori kuning sedangkan sisanya berkategori abu-abu. Selain itu juga
dipaparkan raw data pendukung IKU
tersebut lengkap dengan capaian secara berkala. Selanjutnya, dibahas beberapa
kendala dan masalah yang menghambat pencapaian IKU dan juga strategi atau
tindakan yang akan dilakukan untuk mencapai target pencapaian IKU tersebut pada
triwulan II.
Para Kepala KPKNL diminta memberikan usulan dan saran untuk memperbaiki capaian
IKU yang merah maupun kuning dan melanjutkan kinerja yang baik untuk IKU yang
berkategori hijau. Tantangan besar seluruh KPKNL adalah pada IKU Persentase
nilai kekayaan Negara yang diuitliasi. Hampir seluruh KPKNL dilingkungan Kanwil
DJKN berwarna merah kecuali Bidang PKN dan KPKNL Sidoarjo. Permasalahan dari
IKU ini adalah potensi yang merupakan kewenangan KPKNL sangat kecil, banyak BMN
dalam satu NUP yang bernilai besar yang merupakan kewenangan Kantor Pusat DJKN.
Etto mengharapkan ada perhatian yang lebih khusus terhadap capaian IKU
persentase nilai kekayaan Negara yang diutilisasi. Harus ada extra effort dalam
pencapaiannya, bukan hanya bussines as usual. Koordinasi dengan mengumpulkan
satker potensial guna meningkatkan nilai utilisasi. Komponen utilisasi berupa
selisih nilai BMN hasil penyesuaian pelaksanaan revaluasi BMN atas BMN yang
telah diutilisasi sampai dengan 2018 supaya segera dilakukan.