Jakarta,
12 Desember 2019 – Pada hari Kamis tanggal 12 Desember 2019, bertempat di
Pendopo Kanwil DJKN DKI Jakarta, berbarengan dengan rakorda Kanwil DJKN DKI
Jakarta berkesempatan mengadakan sharing session dengan menghadirkan narasumber
Dwi Teguh Wibowo, Kepala Kantor Pelayanan Utama (KPU) Bea dan Cukai Tipe A
Tanjung Priok, Peraih Peringkat Pertama Pejabat Pimpinan Tinggi (PPT) Pratama
Teladan dalam ajang Penghargaan Aparatur Sipil Negara (ASN) yang digelar oleh
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Perubahan
secara kontinyu yang dilakukan oleh Dwi Teguh Wibowo selama menjabat sebagai
Kepala Kantor menorehkan banyak prestasi sehingga layak dianugerahi Piala
Adhiguna dari KemenPANRB.
Pemilihan
narasumber kali ini selaras dengan tema rakorda “SDM Unggul Menuju Distinguished Asset Manager”, Kanwil DJKN DKI Jakarta
berusaha untuk menjadi unggul dan inovatif dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan
ketentuan yang berlaku. Sebagai moderator sharing
session kali ini adalah Ahsanul Marom, Kepala Bidang PKN Kanwil DJKN DKI
Jakarta. Narasumber akan berbagi kiat dalam mengelola kantor pelayanan utama di
lingkungan Kementerian Keuangan.
Dwi Teguh Wibowo menjabat di KPU Bea dan Cukai
Tanjung Priok sejak Agustus 2017. KPU Bea dan Cukai Tipe A Tanjung Priok
menangani 70% kegiatan ekspor dan impor di Indonesia. Memikul target 49,7%
target nasional untuk penerimaan bea masuk atau sebesar 18,9T. Dan memiliki SDM
berjumlah 1192 orang, dimana 90% pegawainya berada direntang umur 21-40 tahun.
Dwi
Teguh menyampaikan profil kantor dan tantangan yang dihadapinya. Bea dan Cukai
Tanjung Priok beroperasi 24 jam sehari dan 7 hari seminggu, berdasarkan Peraturan Kepala KPU
Nomor P-01/KPU.01/2010. Melayani stakeholder sekitar 16rb sampai 21rb entitas
aktif, setiap harinya kira-kira ada 10 kapal yang melakukan bongkar muat di
Pelabuhan Tanjung Priok. Dalam mengelolanya, Dwi memaparkan bahwa yang utama
adalah selalu menjaga agar lingkungan kerja tetap berintegritas tetapi juga
melakukan kinerja yang memenuhi harapan dan/atau tuntutan dari stake holder.
Integrated System dikombinasi dengan Integrity
System
Bagaimana
menjaga agar antara pelayanan, pengawasan, dan integritas pegawai berjalan secara
bersamaan karena memang godaannya sangat berat ? Di KPU Bea dan Cukai Tanjung
Priok, Dwi Teguh mengembangkan 39 sistem aplikasi mandiri, selain aplikasi yang
terpusat dari Direktorat Jenderal Bea dan Cukai serta Kementerian Keuangan.
Aplikasi mandiri ini untuk menopang kegiatan yang ada di KPU, sistemnya sudah
terintegrasi. Sistem yang sekarang berjalan memang sudah otomatis tetapi karena
banyaknya dokumen yang masuk dan harus segera diselesaikan maka dibuat aplikasi
bantuan lain.
Aplikasi
mandiri ini selain memudahkan si pengguna jasa untuk memperoleh informasi
tentang layanan yang diberikan secara transparan, juga digunakan oleh pimpinan
sebagai dashboard dalam rangka pengawasan dan mengambil keputusan. Aplikasi
ini juga membantu mengevaluasi capaian kinerja dan capaian sasaran mutu.
Selain itu Dwi Teguh juga menjalin kerjasama
dengan Direktorat Jenderal Pajak, program ini dinamakan Joint Program. Capaian
joint program per 11 Desember 2019 sebesar 3,5 T dan refund discrepancy sebesar 125 M.
Dalam hal Kepatuhan Internal, Dwi Teguh membuat
Program Peningkatan Integritas dan Budaya Bebas KKN melalui Aplikasi TipStop
(tolak,catat, laporkan). Setiap pemberian harus ditolak, tetapi dicatat
kemudian dilaporkan. Laporan ini ditindaklanjuti dengan mengadakan pertemuan
dengan para stakeholder, perusahaan,
dan importir. Dilakukan sosialisasi terhadap para stakeholder tersebut tentang kinerja, janji layanan, dan integritas
di KPU Bea dan Cukai Tanjung Priok, kemudian dilakukan penandatanganan Pakta
Integritas. Jadi selain di dalam, dilakukan juga pencegahan KKN dari pihak
luar.
Dwi
Teguh juga menceritakan budaya penyambutan pegawai baru di KPU Type A Bea dan
Cukai Tanjung Priok. Setiap pegawai baru akan dikumpulkan untuk diberi
pengarahan tentang KPU, dijabarkan semua informasi, ritme kerja, dan budaya
kerja di KPU. Kemudian para pegawai tersebut akan dipetakan sehingga dapat
ditempatkan sesuai dengan passionnya.
Melakukan perubahan memang tidak mudah,
mengubah image masyarakat terhadap ASN juga tidak mudah, tekanan-tekanan dari pihak
internal sendiri pasti ada, tawaran-tawaran dari pengguna jasa pasti ada. Untuk
bisa bekerja dengan baik perlu adanya kepercayaan (trust) baik terhadap pegawai
ataupun kepada pengguna jasa, menjalankan pekerjaan dengan preventif dan
represif, dan inovasi integritas. Dwi Teguh juga berpesan agar jangan takut
apabila dilaporkan karena dengan sistem yang terintegrasi semua laporan akan
ditindaklanjuti, diselidiki dan dikonfirmasi dengan bukti-bukti yang ada bukan
hanya katanya semata.
Acara dilanjutkan dengan tanya jawab dan
diskusi dengan peserta rakorda Kanwil DJKN DKI Jakarta.