Jakarta - Sekretariat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) menggelar
Forum Kepegawaian Tahun 2018 pada 4–5 Juni 2018 di Aula Kanwil DKI
Jakarta. Acara ini merupakan kegiatan tahunan guna meningkatkan sinergi dan
mendukung program pengelolaan sumber daya manusia di lingkungan kantor DJKN.
Kegiatan ini diikuti oleh perwakilan dari Sub Bagian Kepegawaian unit kantor
wilayah DJKN dan Sub Bagian TU Direktorat di Kantor Pusat DJKN. Forum ini
dibuka pada Selasa (4/6) oleh Kepala Kanwil DJKN DKI Jakarta, Hady Purnomo
selaku tuan rumah.
Andiral Purnomo dari Dunamis Organization Services menjadi narasumber membawakan
materi tentang Basic of Knowledge Management. Sebelum memulai
materi, Andiral meminta seluruh peserta untuk mendiskusikan apa itu
pengetahuan. “Mengutip dari Oxford Dictionary, Pengetahuan
adalah keahlian dan keterampilan yang didapatkan seseorang melalui pengalaman
atau pendidikan seminar yang melekat pada diri seseorang. Pengetahuan ada di
kepala kita semua yang kita peroleh dari pendidikan, forum-forum, seminar,
workshop yang membuat kita menjadi mampu untuk melakukan sesuatu. Jika selesai
dari mengikuti forum/seminar tapi kita tidak dapat melakukan sesuatu itu
disebut Informasi” Ujar Andiral.
Lebih lanjut Andiral menjelaskan adanya Eksplisit
knowledge yaitu ketika pengetahuan yang ada pada kepala seseorang
dituangkan kedalam tulisan, jurnal, foto, dan presentasi. “Ketika orang lain
membaca, dan menambah wawasan maka dapat disebut pengetahuan. Tapi akan tidak
menjadi pengetahuan, jika kita tidak mendapat aha moment setelah
membaca eksplisit knowledge,” Lanjut Andiral.
“Aha moment adalah
saat ketika seseorang tiba-tiba mendapat pencerahan untuk melakukan sesuatu, dan
dia akan berkata “Aha! Aku dapat ide! Aku akan melakukan ini! Jadi,
dia melakukan sesuatu itu dengan dorongan dari dirinya sendiri dan dia tentu
saja akan melakukannya dengan penuh semangat.” Kata Andi.
Melanjutkan paparannya,
Andiral menjelkaskan Knowledge Management (KM)
yang merupakan upaya sistematis untuk memungkinkan informasi dan pengetahuan untuk
tumbuh, mengalir, dan menciptakan nilai. “Disiplin ini adalah tentang membuat
dan mengelola proses untuk mendapatkan pengetahuan yang tepat kepada orang yang
tepat pada waktu yang tepat untuk meningkatkan kinerja.” Ujarnya.
KM dapat
diklasifikasikan berdasarkan dua sisi yaitu secara operasional dan
strategis. Knowledge Management secara operasional artinya
manajemen pengetahuan merupakan aktifitas perusahaan atau organisasi dimana
terjadi pengembangan dan pemanfaatan pengetahuan, sedangkan knowledge
management secara strategis artinya manajemen
pengetahuan merupakan langkah untuk memantapkan setiap organisasi atau
perusahaan sebagai perusahaan yang berbasis pengetahuan. Demikian Andiral
menjelaskan.
Lebih lanjut dirinya
menerangkan ada 9 kompetensi organisasi yang diperlukan untuk membangun KM,
yaitu community of practice (sekelompok orang yang berbagi
perhatian/concern, persoalan, pengetahuan/minat mengenai suatu topik), peer
assist, share learning, project retrospective, change management, comunities of
interest, expertice locator, technology dan strategi.
Agar KM berhasil diterapkan dalam organisasi ada tiga perilaku dasar yang perlu
dibudayakan seperti : pembelajar sejati/berkelanjutan, berbagi pengetahuan dan
kepercayaan.
Pada kesempatan yang sama Kepala Subbagian Pengembangan Pegawai DJKN Neil
Prayoga menekankan dan berharap kegiatan forum Kepegawaian tersebut dapat
menambah pengetahuan peserta untuk dapat menjalankan knowledge
management di unit masing-masing yang teknisnya akan diinisiasi dan
dibangun oleh Kantor Pusat DJKN.
Sesi selanjutnya diisi pemaparan materi mengenai KPO Pensiun oleh Rofiq Wahyu S dari Biro Sumber Daya Manusia (SDM), Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan. Menginjak hari kedua (5/6) dilakukan pemaparan materi terkait perubahan PMK 21 untuk mekanisme grading pelaksana oleh Najid dan Rianto yang merupakan perwakilan dari Biro Organta dan ditutup dengan sharing session antara Bagian Kepegawaian Kantor Pusat DJKN dengan seluruh peserta (Hanum, Ridho, Ikhsan/KIHI)