APBN Jawa
Barat s.d.
Maret
2023 masih
berkinerja
baik
dengan
mencatat
Surplus sebesar
Rp14,93 triliun.
Pendapatan
Negara dengan
tumbuh sebesar 14,28 persen atau dengan nominal sebesar Rp4,83 T yang
didorong
oleh peningkatan
realisasi
penerimaan
dalam
negeri terutama
PPh,
PPN dan PPnBM,
Cukai,
dan
PNBP.
Sementara
Belanja
Negara realisasi
mencapai sebesar Rp23,72 T atau 21,04 persen dari target APBN, dan masih mengalami
kontraksi
sebesar
1,55 persen
dibandingkan
periode
yang sama
tahun
2022. Pendapatan Negara
di wilayah
Jawa Barat
mengalami kenaikan sebesar Rp4,83
T atau
tumbuh 14,28 persen
bila dibandingkan
tahun 2022. Realisasi Penerimaan terbesar disumbangkan oleh PPh
non Migas
senilai Rp13,15
T
(26,19 persen dari target),
PPN
dan PPNBM sebesar
Rp14,15 T (27 persen dari target) dan Cukai sebesar Rp9,43 T (21,8 persen dari target).
Belanja
Pemerintah Pusat tumbuh optimal sebesar 15,61 persen atau Rp6,92 T pada belanja Barang dan Belanja Bansos, namun Belanja Pegawai dan belanja modal yang masih tumbuh minus sebesar 3,98 persen dan 5,50 persen. Realisasi TKD pada Triwulan I 2023 masih tumbuh negatif sebesar 5,07 persen. Penyebabnya rendahnya penyerapan disebabkan penurunan alokasi DBH Sumber Daya Alam (SDA) dan DID, belum salurnya DAK Fisik dan Tunjangan
Profesi Guru ASN Daerah (TPG) untuk DAK Non Fisik serta
perubahan formulasi untuk penyaluran DAU yang berdasarkan kinerja pemda, serta belanja yang ditentukan penggunaannya sehingga penyaluran tidak lagi menggunakan 1/12 pagu.
Penerimaan Perpajakan
Bulan Maret 2023, Penerimaan Pajak Jawa barat mencapai Rp27,53 T, tumbuh 24,46 persen (yoy) dan 26,42 persen dari target APBN 2023 Rp.104,20
T. Hal ini didukung oleh peningkatan
aktivitas ekonomi s.d. Triwulan I dan implementasi UU HPP Kinerja penerimaan
pajak yang sangat baik dipengaruhi oleh; Aktivitas ekonomi
yang meningkat pada awal tahun sejalan
dengan pencabutan
PPKM kembali dibukanya
sektor pariwisata, Dampak implementasi
UU HPP. Penerimaan Pajak Bulan Maret 2023 ditopang oleh lima sektor dominan yang menyumbang 80,94 persen dari Penerimaan Pajak Provinsi Jawa Barat atau dengan nilai nominal sebesar Rp20,26 triliun.
Secara umum, lima sektor besar ini mengalami pertumbuhan yang positif dibandingkan periode yang sama dengan tahun sebelumnya. Pertumbuhan penerimaan
Pajak awal tahun
2023 signifikan dibandingkan
tahun sebelumnya karena
perekonomian Jawa
Barat akhir tahun 2022 sangat baik terutama penerimaan
pajak dari sekor
lapangan usaha
utama dari Industri
Pengolahan dan Perdaganan
Besar dan Eceran. Selain itu Penerimaan pajak Jawa Barat tumbuh baik didukung penerimaan PPh Non Migas dan PPN dan PPNBM mengalami
pertumbuhan dominan sebesar 14,13 persen dan 36,72 persen hal
ini
menunjukkan semakin baiknya dan masih terjaganya pertumbuhan ekonomi di Jawa Barat
Tahun 2022 yaitu sebesar 5,45 persen lebih tinggi dari nasional sebesar 5,31 persen.
Penerimaan Kepabeanan dan Cukai
Realisasi Penerimaan Kepabeanan dan Cukai Jawa Barat mengalami sedikit penurunan dipengaruhi
turunnya penerimaan cukai dan bea masuk. Penerimaan Kepabeanan
dan Cukai
Rp9,57 T (21,93 persen dari
target APBN 2023, turun
10,18 persen yoy). Realisasi Bea Masuk Rp135,81 M (36,94 persen dari target, turun 51,17 persen yoy) dipengaruhi oleh peralihan wilayah kerja BC Bekasi dan BC Cikarang (kontributor BM terbesar) ke Kanwil DJBC Jakarta (Apabila dibandingkan dengan realisasi Bea Masuk yoy exclude BC Bekasi dan BC Cikarang, Bea Masuk tumbuh 61,19 persen). Realisasi Cukai Rp9,43 T (21,8 persen dari target, turun 9,08 persen yoy), dipengaruhi
oleh penurunan realisasi Cukai HT (kontributor penerimaan Cukai terbesar) yang salah satunya
dikarenakan penurunan produksi produsen kontributor Cukai HT terbesar. Sedangkan Bea Keluar
tidak ada target penerimaan dikarenakan
ekspor komoditas yang dikenai Bea Keluar tidak dilakukan di Pelabuhan atau
Bandara yang berada di wilayah kerja
Kanwil DJBC Jawa Barat.
Penerimaan Negara Bukan Pajak
Pada Maret 2023 PNBP tumbuh sangat signifikan mencapai Rp1,56T (47,73 persen yoy) atau 33,45% dari target APBN (Rp4,67 triliun), Utamanya
berasal dari Pendapatan
PNBP Lainnya
dan Pendapatan
Badan Layanan Umum.
Capaian ini terdiri dari
PNBP Lainnya sebesar
Rp893,6 miliar atau 54,43 persen dari
target Peningkatan utamanya disumbang oleh peningkatan Pendapatan atas Layanan Kementerian/Lembaga antara lain Pendapatan
Kekayaan Negara dan Lelang Rp44,33M, Penerimaan
Kembali Transfer ke Daerah dan Dana Desa
Tahun Anggaran
Yang Lalu sebesar
Rp137,41 miliar atau
15,38 persen, Pendapatan
Pelayanan Pertanahan
sebesar Rp121,39 miliar
atau 13,58 persen, Pendapatan
Penerbitan Surat Tanda Nomor
Kendaraan Bermotor
(STNK) sebesar Rp68,06 miliar
atau 7,62 persen dan Pendapatan
Buku Pemilik
Kendaraan Bermotor
(BPKB) sebesar Rp 67,16 miliar
atau 7,52 persen.
Kinerja Belanja Pemerintah Pusat
Belanja Pemerintah
Pusat (Belanja K/L) sampai dengan akhir bulan Maret
2023 penyerapan belanja cukup
optimal yang tumbuh positif dibandingkan tahun
2022. Realisasi bulan Maret 2023, Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp6,92 triliun atau 15,61 persen dari total pagu lebih baik daripada penyerapan belanja periode yang sama tahun lalu. Realisasi terbesar terdapat pada Belanja Pegawai sebesar Rp3,52 triliun atau 18,34 persen, Belanja Barang untuk bulan Maret 2023 merupakan satu-satunya dari belanja Pemerintah Pusat yang tumbuh tertinggi sebesar 35,59 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sedangkan belanja pegawai, masih mengalami kontraksi sebesar 3,98 persen dan belanja modal sebesar 5,5 persen. Apabila dibanding dengan periode yang sama tahun lalu, belanja pemerintah pusat mengalami pertumbuhan positif sebesar 18,17 persen dari realisasi bulan Maret 2022 yang disebabkan Satker K/L yang memiliki pagu besar seperti Satker pada Kementerian PUPR, Kementerian
Agama, Kementerian Perhubungan,
Kementerian Kesehatan, Kepolisian
RI sudah melakukan kegiatan dan persiapan pengadaan barang dan Jasa termasuk realissi Belanja Pegawai dan Belanja Barang dukungan operasional.
Perkembangan Ekonomi Regional
Perekonomian
Jawa Barat Triwulan I-2023
mengalami pertumbuhan sebesar 4,61
persen (yoy)
dan 5,45 persen
(ctc). Angka
Inflasi
Jabar
Maret
2023
Deflasi
sebesar
0,18
persen
(mtom), sedangkan
inflasi
untuk
yoy
sebesar
5,25
persen
dengan
IHK
115,85. Neraca Perdagangan Maret 2023 mengalami
surplus sebesar USD 2,21
Miliar. Ekspor
Jawa
Barat Februari
2023 mencapai
USD
2,93
Miliar
sedangkan
Impor
mencapai USD
0,72
Miliar. Nilai
Tukar
Petani
(NTP) Jawa
Barat Maret
2023 sebesar
105,17 turun
1,43% sedangkan
Nila
Tukar
Nelayan
(NTN) Maret
2023 sebesar
110,79 naik 0,37%.
Dalam mempertahankan momentum transformasi ekonomi, APBN berperan kuat sebagai instrumen pembangunan dan penjaga kesehatan fiskal. Kinerja baik APBN telah terbukti berjalan progresif secara konsisten. Namun demikian, pemerintah akan terus waspada dan melakukan mitigasi guna mengantisipasi ketidakpastian di sepanjang tahun 2023.
Untuk itu, kinerja APBN yang tetap solid menjaga pemulihan dan momentum transformasi ekonomi diharapkan akan mendorong perekonomian lebih baik lagi. Sebagaimana disampaikan oleh Menteri Keuangan, “APBN menjadi instrumen yang sangat sangat penting, menjaga kesejahteraan rakyat dan mendorong perekonomian kita untuk bertransformasi menciptakan nilai tambah dan juga produktivitas kinerja yang baik. Kinerja APBN yang baik ini akan menjadi modal bagi kita menjaga kewaspadaan terhadap berbagai gejolak dan ketidakpastian sepanjang tahun 2023, baik yang berasal dari luar maupun yang berasal dari dalam negeri.” (informasi)