Bandung - Kinerja APBN Regional Jawa Barat
sampai dengan September 2022 telah dirilis Perwakilan Kementerian Keuangan
Provinsi Jawa Barat pada 25 Oktober 2022. Kepala Perwakilan Kementerian
Keuangan Jawa Barat Melalui Konferensi pers menyebutkan bahwa kinerja APBN
Regional Jawa Barat bulan September 2022 masih mencatatkan surplus. ”Kinerja
optimal tersebut ditopang kinerja fiskal secara holistik, baik dari pendapatan
yang tumbuh kuat maupun optimalisasi belanja yang tetap terjaga,” ujarnya.
Surplus APBN Jawa Barat s.d. September 2022 tercatat
sebesar Rp32,59 triliun. Pendapatan Negara mencapai sebesar Rp111,72 triliun
atau 86,28 persen dari target APBN yang didorong oleh peningkatan realisasi
penerimaan dalam negeri terutama PPh, PPN dan PPnBM, Cukai, Bea Masuk serta
PNBP. Sementara pada sisi Belanja Negara realisasi mencapai Rp79,13 triliun
atau 70,85 persen dari target APBN. Hal ini lebih baik dari tahun 2021 yang
mencapai 68,97persen.
Realisasi Pendapatan Negara hingga akhir bulan September
2022 tersebut berasal dari sektor pajak tercatat sebesar Rp78,31 triliun,
kepabeanan dan cukai sebesar Rp29,24 triliun dan sektor Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
mencapai Rp4,16 triliun.
Sampai akhir September 2022, realisasi Belanja Negara di
Jawa Barat meliputi realisasi Belanja Pemerintah Pusat sebesar Rp28,51 triliun
dan Belanja Transfer ke Daerah dan Dana Desa (TKDD) sebesar Rp50,62 triliun.
Kinerja penyerapan belanja di daerah Jawa Barat masih terus didorong
percepatannya menjelang akhir tahun agar pemulihan ekonomi dan target
pembangunan di tahun 2022 bisa tercapai dengan baik.
Dengan dukungan kinerja APBN yang baik tersebut, diharapkan
perekonomian Jawa Barat sampai akhir tahun 2022 makin membaik didukung konsumsi
rumah tangga dan kinerja ekspor. Namun demikian potensi risiko tetap perlu
diwaspadai serta dimitigasi untuk menjaga peran APBN sebagai shock absorber
tetap optimal dalam menghadapi ancaman dan risiko global yang berkepanjangan
akibat lonjakan inflasi, volatilitas harga komoditas, isu geopolitik serta
potensi resesi.