Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Memaknai “Mereenah” Sebagai Core Values Kanwil DJKN Jawa Barat
Yenni Marina
Kamis, 06 Oktober 2022   |   268 kali

Memaknai  “Mereenah” Sebagai Core Values Kanwil DJKN Jawa Barat

Pada era mulai tahun 90-an, banyak top management atau pimpinan organisasi, merasa kurang apabila tidak memiliki  values  yang  merupakan gambaran citra diri organisasinya. Mereka menyadari tentang efektifnya kekuatan internal yang ada dalam individu pegawai. Apabila values organisasi benar-benar dimaknai dan dijalankan oleh seluruh pegawai secara tepat, dapat menghasilkan nilai lebih daripada sekedar pencapaian target, karena nilai organisasi memberikan sense of identity dan daya ikat yang kuat bagi sebuah organisasi. Ada cukup banyak penelitian yang mengungkapkan bahwa dengan adanya nilai pada sebuah organiasai maka kinerjanya pun akan meningkat.

Dimana posisi values dalam  organisasi? Posisi values pada sebuah organisasi berada diantara visi dan misi.  Values lah yang menggerakkan pegawai dalam mengeksekusi misi untuk mewujudkan visi.  Pegawai bisa saja memahami  misi  dan  visi dengan baik. Namun tanpa values pegawai akan kehilangan daya dorong dalam mengeksekusinya.   

Menyadari peran penting values tersebut, sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) Kementerian Keuangan, insan Kanwil DJKN Jawa Barat  selain berpedoman pada core values BerAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) dalam melakukan aktivitas dan bekerja juga mengimplementasikan  Core Values  Kemenkeu yaitu Integritas, Profesionalisme, Sinergi, Pelayanan dan Kesempurnaan (IPSPK).  Selain itu,  untuk memperkuat kedua core values tersebut, Kanwil DJKN Jawa Barat juga memiliki core values  yang lahir dari kearifan lokal  masyarakat Jawa Barat  yang dikemas dalam tagline Mereenah. Ketiga core values pada dasarnya mempunyai roh yang sama dan memiliki  titik temu pada tiga  dimensi  yaitu level nilai (kebenaran, kebaikan, keindahan), jenis kesadaran ( estetis, rasional, religius) dan proses berpikir (creative /sosial thinking, critical thinking, religius thinking).

Mereenah secara harafiah berasal dari bahasa Sunda yang artinya  nyaman, sesuai, pantas yang artinya adalah suatu kondisi/keadaan rapi, teratur, tertata dengan baik dan indah sehingga membuat suasana menjadi nyaman. Dalam Mereenah terdapat 3 unsur nilai keutamaan yaitu nilai kebenaran, kebaikan dan keindahan. Nilai kebenaran terdiri dari efektif efisien dan akuntabel, nilai kebaikan atau religius yaitu iklhas dan nilai keindahan yaitu melayani dan ramah. Ketika tiga  nilai ini jika diwujudkan sesuai porsi dan proposional secara harmonis maka terciptalah nilai keutamaan yang tertinggi yaitu kebijaksanaan.

Setiap unsur nilai Mereenah memiliki makna dan panduan perilaku bagi pegawai.  Melayani memiliki makna bekerja dengan orientasi pada kepuasan masyarakat. Ramah maknanya selalu menyenangkan dalam berinteraksi dengan semua orang. Efektif dan efisien memiliki makna  menyelesaikan masalah dengan metode yang tepat dan penggunaan sumber daya seminimal mungkin untuk memperoleh hasil yang  terbaik. Efektif dan efisien diperlukan karena keterbatasan sumber daya yang dimiliki. Akuntabel mempunyai makna bertanggung jawab atas kepercayaan yang diberikan.  Akuntabilitas diperlukan untuk menjamin segala sesuatu berjalan sesuai dengan ketentuan sehingga tidak terjadi penyimpangan di lingkungan Kanwil DJKN Jawa Barat. Terakhir adalah ikhlas, maknanya melaksanakan tugas tanpa mengharapkan imbalan apapun.

Mereenah dapat dijalankan dengan baik apabila setiap pegawai minimal mempunyai kesadaran kritis. Kesadaran kritis adalah kesadaran yang dimiliki sesorang dalam merespon adanya masalah, mampu mengidentifiaksi masalah dan mempunyai keinginan untuk berubah kearah yang lebih baik.  Kita mengenal ada 4 level kesadaran yaitu magis, naif, kritis, dan transformatif. Kesadaran magis berarti seseorang tidak mampu memahami realitas/masalah, bersikap pasif dan tidak mau tahu. Level naif memiliki arti tahu ada masalah tetapi tidak mau mengatasi atau berubah. Naik satu level yaitu kesadaran kritis yaitu seseorang tahu ada masalahtahu dan mampu merumuskan apa yang harus diperbaiki, Yang terakhir transformatif berarti tahu ada masalah dan sadar harus berubah dan disertai dengan  ide-ide perubahan. Mode Mereenah dapat berjalan dengan optimal apabila seluruh pegawai memiliki kesadaran transformatif.

Hubungan antara kualitas kinerja dengan Mereenah dapat diformulasikan dalam rumus Mereenah dimana kualitas kinerja merupakan hasil perkalian antara unsur nilai didalamnya. Diantara kelima unsur yang mempengaruhi kulitas kerja adalah  ikhlas karena  bisa bernilai positif atau negatif. Positif apabila sikap hati berada pada zona ikhlas dengan ciri-ciri semangat, menerima, damai sedangkan negatif apabila sikap hati berubah menjadi sombong, marah, rakus, takut, sedih dan apatis.

Kualitas Kerja = Melayani x Ramah x Efektif dan Efisien x Akuntabel x Ikhlas (-/+)

Kanwil DJKN Jawa Barat berkomitmen, konsisten dan kontinu mengimplementasikan Nilai-Nilai Kementerian Keuangan dalam kegiatan keseharian melalui pelayanan yang ramah, efisien, efektif dan akuntabel, serta dilaksanakan dengan sepenuh hati yang dilandasi keikhlasan melakukan yang terbaik.

 

Penulis:  Tim Mereenah Kanwil DJKN Jabar

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini