Serang-Dalam rangka menyambut
Pekan Kekayaan Negara, Kantor Wilayah (Kanwil) Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara (DJKN) Banten menyelenggarakan
seminar pengelolaan investasi pemerintah (25/10) bertempat di Aula Lantai 4
Kanwil DJKN Banten. Consultant,
Secondee of Fiscal Policy Agency at
World Bank, Adelia Surya Pratiwi selaku nara sumber menjelaskan besarnya
tantangan pembangunaan meningkatkan kebutuhan investasi pemerintah, di tengah
masih dangkalnya sektor keuangan Indonesia oleh sebab itu optimalisasi
investasi Pemerintah. Salah satu langkah yang ditempuh dengan pengelolaan aset
negara sebagai sumber pendanaan investasi pemerintah. Sampai saat ini
penerimaan Negara dari pengelolaan Barang Milik Negara dari tahun ketahun
semakin meningkat, akan tetapi rasio produktivitas aset dalam menghasilkan
Penerimaan Negara Bukan Pajak masih sekitar 4% dibandingkan rasio sektor
publik India yang mencapai 40%.
Dalam diskusi internal Badan
Kebijakan Fiskal, Direktorat Jenderal Anggaran, Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara dan Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Resiko pada tanggal
21 Februari 2017 memberikan dua model neraca pemerintah melalui penyertaan
modal Negara. Model pertama, untuk setiap Rp1 Anggaran Pendapatan dan Belanja
Negara (APBN) dikelola menghasilkan Rp1 aset. Model kedua, untuk setiap Rp1
yang ada pada ekuitas Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ditambah dengan utang
menjadi Rp4 aset.
Ketika membicarakan investasi
pemerintah tidak lepas dari infrastruktur. Infrastruktur sangat penting untuk
mendorong pertumbuhan ekonomi, dimana setiap satu standar deviasi peningkatan
infrastruktur akan meningkatkan 3 % pertumbuhan Produk Domestik Bruto. Selain
penting bagi pertumbuhan produk domestic bruto, infrastruktur sangat penting
dalam pemerataan akses perekonomian. Namun saat ini Indonesia belum cukup
melakukan investasi di bidang
infrastruktur. Terkait dengan hal tersebut ada beberapa arah ke depan.
Mengembangkan cara inovatif untuk mengakselerasi pembangunan infrastruktur,
mengoptimalisasi penggunaan aset tetap yang menghasilkan penerimaan berkala
atau mendaur ulang aset infrastruktur dengan melakukan sekuritisasi atas
pendapatan yang dihasilkan oleh aset.
Akan tetapi monetisasi aset tidak
selalu mudah, ada beberapa tantangan dibutuhkan kerja sama dengan berbagai
pihak, dibutuhkan sumber daya manusia yang memastikan hasil monetisasi
diinvestasikan ke proyek yang memberikan imbal hasil yang baik dan bermanfaat
bagi perekonomian. Selain itu dibutuhkan diagnosa yang menyeluruh mengenai
monetisasi diberbagai wilayah. Monetisasi perlu mempertimbangkan kesiapan
sektor swasta, di Australia monetisasi berjalan baik di beberapa wilayah urban
saja, dimana sektor swastanya sudah mature
sehingga mampu mengoperasikan infrastruktur yang bersifat sosial. Tantangan
yang tidak kalah pentingnya adalah monetisasi membutuhkan tata kelola
administrasi yang baik, mulai penentuan harga aset, hingga pemantauan setelah
penjualan terjadi.
Acara seminar ini merupakan bagian
dari creative event DJKN Muda di
Kanwil DJKN Banten. Sesuai tema Pekan
Kekayaan Negara, “Ruang Menuju Distunguished Asset Manager”, seminar ini
diharapkan dapat memberikan perspektif
lain kepada pegawai bahwa aset negara jika dikelola dengan baik akan menjadi
leverage bagi pemerintah. Selain pegawai DJKN, seminar ini dihadiri oleh Ikatan
Sarjana Ekonomi Indonesia Cabang Banten, Mahasiswa oleh karena itu Kepala
Kanwil DJKN Banten, Tedy Syandriadi berharap denga adanya seminar ini dapat
memberikan pembelajaran bagaimana
pemerintah berusaha optimal dalam upayanya memperoleh manfaat teknologi maupun
social dalam mengelola seluruh investasinya.