Kupang,
14 Desember 2020 – Dalam rangka meningkatkan kompetensi Sosio Kultural Aparatur
Sipil Negara (ASN) sebagai perekat pemersatu bangsa dan dalam rangka menyambut Hari
Ulang Tahun (HUT) Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) ke-62 yang akan jatuh pada
tanggal 20 Desember 2020, Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Kupang bersama Dinas Pariwisata dan Ekonomi
Kreatif Provinsi NTT mengajak seluruh Pegawai Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) untuk mengenali indahnya
kekayaan alam dan kebudayaan Provinsi NTT melalui kegiatan webinar pada Senin (14/12). Acara yang
dibawakan oleh Putu Rika Juwitareni, selaku pembawa acara ini bertema "Jelajah
Kekayaan Nusa Tenggara Timur di Masa Pandemi".
Kegiatan yang diikuti oleh insan DJKN di
seluruh Indonesia ini, dibuka oleh Kepala KPKNL Kupang, Jerry Max Nelson Piri. Kepala Bidang Lelang Kantor Wilayah DJKN
Bali dan Nusa Tenggara mewakili Kepala Kanwil DJKN Bali dan Nusa Tenggara,
Prijo Wibowo, sebagai Keynote Speaker,
meyampaikan apresiasinya kepada KPKNL Kupang atas terselenggaranya kegiatan
webinar ini. Prijo berharap mendapatkan gambaran kekayaan budaya dan
objek-objek wisata di Provinsi NTT, agar menumbuhkan keinginan untuk mengunjungi
tempat-tempat wisata di Provinsi NTT. “Objek-objek wisata di NTT banyak yang
tidak kalah menarik dibanding objek-objek wisata di tempat lain” jelas Priyo.
Narasumber pada webinar kali ini adalah Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, I Wayan Darmawa, dan Antropolog dan Dosen Unika Widya Mandira, Pater Gregor Neonbasu SVD, Ph.D. Wayan menyampaikan arah dan strategi pembangunan bidang pariwisata di Provinsi NTT antara lain: 1). Pengembangan pariwisata estate 3 Ring Of Beauty berbasis Masyarakat; 2). Pengembangan potensi pariwisata secara integrated. Terdapat 12 (dua belas) Kawasan Pengembangan Pariwisata Nasional (KPPN) dengan 1.378 destinasi wisata di Provinsi NTT. Kota utama yang menjadi sasaran pengembangan pariwisata di Provinsi NTT ada 2 (dua), yaitu Kota Kupang dan Labuhan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat. Pariwisata menjadi salah satu penggerak utama (prime mover) pembangunan ekonomi masyarakat Provinsi NTT, dimana Provinsi NTT menjadi salah satu dari 5 (lima) Provinsi lokasi destinasi super prioritas Labuan Bajo Flores.
Sedangkan Pater Gregor menyampaikan bahwa
kekayaan di Provinsi NTT tidak kalah dengan kekayaan alam yang ada di Bali. “Persoalannya
adalah masih banyak kekayaan-kekayaan alam yang masih belum di gali di NTT”,
jelasnya. Kekayaan-kekayaan di Provinsi NTT tidak hanya dari segi alamnya, akan
tetapi juga upacara-upacara atau perayaan-perayaan (adatnya) yang dapat di
elaborasi untuk memperkenalkan Provinsi NTT ke seluruh penjuru dunia. Menurut
Pater Gregor, hal yang paling hakiki jika membicarakan tentang kehidupan atau
kebudayaan atau alam, memerlukan sketsa atau skema untuk memahami kebudayaan
tersebut. Kekayaan budaya yang ada dapat menjadi entry point pariwisata di Provinsi NTT.
Pada akhir acara, disampaikan bahwa
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Pemerintah Kota/Kabupaten sejak
awal pandemi COVID19, berkomitmen bahwa Bidang Pariwisata tidak boleh menjadi
kluster baru COVID19. Pariwisata yang mulai dibuka kembali pada bulan Juni 2020,
penerapan protokol kesehatan pada tempat-tempat wisata di Provinsi Nusa
Tenggara Timur dijalankan secara ketat, antara lain dengan menyediakan fasilitas
tempat cuci tangan, mendorong agar para wisatawan untuk menjaga jarak dan
memakai masker pada lokasi kunjungan wisata. Hal ini tentunya tidak lepas dari
kedisiplinan Gugus Tugas COVID19 dan masyarakat NTT dalam menjalankan protokol
dan menangani pandemi COVID19. (Dedi H./Seksi HI KPKNL Kupang)