Banda Aceh - Kementerian Keuangan Satu Aceh bersama Lembaga
Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI) dan Kanwil Kementerian Hukum dan Hak Asasi
Manusia (Kemenkumham) Aceh melakukan kegiatan sinergi pemberdayaan Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) berupa program Coaching Program For New Exporter (CPNE) yang diselenggarakan
di Gedung D Gedung Keuangan Negara Banda Aceh secara hybrid pada Rabu-Kamis (28-29/9).
Kegiatan yang juga merupakan program kerja dari Duta
Transformasi Kanwil DJKN Aceh ini dibuka
oleh Kepala Kanwil DJKN Aceh Syukriah HG yang meyampaikan bahwa acara ini
merupakan wujud komitmen, konsistensi dari Kanwil DJKN Aceh, Pemerintah Aceh
dan LPEI untuk membantu pelaku UMKM untuk bangkit bersama. “Acara hari ini
merupakan lanjutan dari beberapa CPNE yang sudah dimulai sejak bulan Maret 2022
dan akan berakhir di bulan Oktober 2022,” ungkapnya.
Kegiatan ini juga, lanjutnya, merupakan implementasi dari
inovasi unggulan Kanwil DJKN Aceh “Lantera KOE” (Layanan Terpadu Kementerian
Oeang Aceh) yang bersama-sama (DJKN, DJP, DJPb, DJBC) menyinari masyarakat
Aceh, dimana hari ini diperkuat dengan dukungan Kanwil Kemenkumham Aceh. Dengan
bersama-sama diharapkan akan lebih optimal memberikan pelayanan sebagai wakil
pemerintah pusat kepada masyarakat Aceh.
Kepala Kantor Pelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Banda
Aceh Istina Setya Lestari menyampaikan materi lelang UMKM. Sedangkan Kepala
Bidang Kepabeanan dan Cukai Hilman Satria menjelaskan tentang fasilitas Ekspor
untuk UMKM, Fungsional Penyuluh Pajak Fandy Muhammad Hatta menyampaikan materi
Pembukuan Pajak UMKM dan NIK menjadi NPWP, Zulfan Kepala Seksi PPA II-A dengan
materi KUR dan UMi serta perwakilan dari Kanwil Kemenkumham Aceh Kepala Divisi Pelayanan Hukum dan HAM Sasmita
menjelaskan tentang Hak atas Kekayaan Intelektual (HaKI), dan aplikasi
perseroan perseorangan.
Acara dilanjutkan dengan sesi diskusi yang dimoderatori
oleh Riyanieta Setiya Putri sebagai Light House Duta Transformasi Kanwil DJKN
Aceh. Di sesi siang hingga sore hari dan hari kedua pelatihan, giliran LPEI
yang menyampaikan materi terkait ekspor oleh Sumhaji.
Acara di Gedung D ini diikuti secara langsung oleh 31 orang
pelaku UMKM Kategori Siap Eksport dan Potensial Eksport yang berada di Kota
Banda Aceh dan sekitarnya, sedangkan pelaku UMKM yang berasal dari luar Kota
Banda Aceh mengikuti melalui aplikasi zoom meeting dan channel Youtube Kanwil
DJKN Aceh. Sampai dengan penutupan di hari kedua para peserta tetap antusias
mengikuti kegiatan, berlangsung hangat serta diskusi dan sharing yang
konstruktif dari para peserta maupun narasumber yang hadir.
Pada sesi penutupan kegiatan CPNE, perwakilan dari LPEI
mengharapkan agar peserta CPNE bisa mengambil banyak pelajaran dari narasumber Sumhaji
yang juga merupakan alumni CPNE angkatan pertama tahun 2015.
Diharapkan pelaku UMKM Aceh yang mengikuti CPNE kali ini
juga akan melahirkan eksportir-eksportir baru dari berbagai macam produk tidak
hanya kopi. Pada kesempatan ini dua orang perwakilan peserta CPNE juga
menyampaikan testimoni dan harapannya terhadap kelanjutan dari program CPNE
Aceh. Tidak berhenti hanya di pelatihan saja tetapi bisa berlanjut ke program
lain seperti business matching, pemberian fasilitas eksport dan pembiayaan dari
LPEI. (Narasi/Foto: Novrizal/Ruhul)