Banda Aceh - Direktur Jenderal Kekayaan Negara Isa
Rachmatarwata melakukan kunjungan kerja ke Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara (Kanwil DJKN) Aceh pada Selasa (27/11). Dirjen Kekayaan Negara
mengatakan saat ini DJKN dikembangkan ke arah pengukuran kinerja dengan model
korporasi, bukan hanya revenue saja
yang menjadi tolak ukur kinerja, tetapi mengukur basic performance dengan cost
yang dikeluarkan. Sebagai contoh, lanjutnya, tidaklah fair mengukur kinerja
suatu Kanwil dengan Kanwil yang lain dari revenue-nya
saja, namun pertimbangkanlah cost dan
capital-nya, maka akan didapat normalize
measurement untuk perbandingan performa secara wajar.
“Kedepannya kita akan mengarah kesana sebagaimana arahan Bu
Menteri (Menteri Keuangan Sri Mulyani – red) untuk menjadikan DJKN bukan hanya
sebagai asset administrator tapi meningkat kepada peran asset manager,” ujar
Isa sebagai pengantar dalam dialog interaktif dengan segenap jajaran Kanwil
DJKN Aceh.
Hal ini disampaikan menanggapi paparan singkat profil dan capaian
kinerja Kanwil DJKN Aceh Tahun 2018 yang
disampaikan oleh Kepala Kanwil DJKN Aceh Kurniawan Nizar. “Kita bukanlah
korporasi tapi penggunaan konsep-konsep korporasi adalah positif untuk
peningkatan kinerja ke arah model yang lebih pro aktif. Misalnya utilisasi aset
berupa PSP BMN (Penetapan Status Penggunaan Barang Milik Negara-red) akan lebih
cepat memenuhi target dengan cara pendekatan persuasif kepada satuan kerja untuk
segera mengajukan PSP aset-asetnya dengan mensosialisasikan manfaat-manfaat
yang akan diperoleh,” ungkapnya.
Selain itu, Isa juga berpesan hendaknya mengukur aset dari
nilai kemanfaatan, misalnya hibah. Hibah bukanlah suatu kehilangan aset pusat
kepada daerah tetapi utilisasi dengan prinsip highest and best use, contoh perjanjian pinjam pakai Rumah Sakit PT
Arun kepada Pemerintah Kota Lhokseumawe yang terdiri dari tanah, bangunan, dan
peralatan dengan jangka waktu lima
tahun. Berdasarkan kajian yang dilaksanakan oleh Lembaga Manajemen Aset Negara
(LMAN), rumah sakit ini memberikan manfaat ekonomi dan manfaat sosial sebesar
Rp246 miliar per tahun dan jika disewakan nilainya sekitar Rp3,5 miliar per
tahun.
“Dengan mekanisme pinjam pakai maka Pemkot Lhokseumawe
diuntungkan dengan tidak perlu mengeluarkan biaya dan tetap dapat merasakan
manfaat sosial ekonomi bagi masyarakat Lhokseumawe, berupa penyerapan tenaga
kerja seperti jasa perawat, katering, jasa tenaga kebersihan dan lain
sebagainya,” papar Isa, pria yang juga alumnus jurusan Ilmu Pasti dan Alam
Institut Teknologi Bandung ini.
Meneruskan arahan Menteri Keuangan yang disampaikan dalam
berbagai kesempatan, dirinya menyampaikan agar setiap pegawai Kementerian
Keuangan agar memiliki jiwa restless, merasa gelisah dan selalu ingin mencapai
sesuatu yang lebih baik, tidak puas dengan apa yang telah diraih.
“Yang kedua, cintailah negeri ini dan jadilah perekat
bangsa, dan yang ketiga jadilah juru bicara yang baik dalam menyampaikan
informasi yang ada di Kementerian Keuangan, contohnya berikanlah informasi yang
jelas serta sikap optimis khususnya terkait utang negara dengan analogi atau
contoh-contoh yang dipahami dengan baik oleh masyarakat bahwa semua utang
negara semata-semata untuk kebaikan bangsa dan negara,” pintanya.
Dalam kunker ini, Isa beserta jajaran juga berkesempatan
mengunjungi KPKNL Lhokseumawe pada Rabu (28/11), Rumah Sakit dan Kilang PT Arun
NGL yang seluruh asetnya dikelola oleh LMAN, sebuah Badan Layanan Umum di bawah
DJKN yang bertugas mengoptimalkan aset negara. Selama Kunker, Isa didampingi
oleh Sekretaris DJKN Dodi Iskandar, Tenaga Pengkaji Harmonisasi Kebijakan
Sudarsono, Kepala Bagian Umum DJKN Wahyu Setiadi, serta Kepala Subbagian
Protokol dan Perjalanan Dinas Raden Nuh Wardhanu. (Narasi/Foto : Irfan/Habib)