Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita Media DJKN
Dua Unit Usaha Disapih 2014
Bisnis Indonesia, 15 Januari 2014
 Kamis, 16 Januari 2014 pukul 08:19:09   |   444 kali

Bisnis Indonesia, 15 Januari 2014
JAKARTA-Merpati Nusantara Airlines akan memisahkan dua unit strategisnya untuk dikembangkan BUMN lain sebagai bagian restrukturisasi utang maskapai pelat merah itu.
Sekretaris Perusahaan Merpati Riswanto C. Putra mengatakan kedua unit usaha itu adalah Merpati Maintenance Facility (MMF) dan Merpati Training Services (MTS) yang akan dikelola oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (PPA).
Menurutnya, pemisahan usaha atau spin off merupakan bagian dari rencana bisnis perseroan yang diusulkan kepada pemerintah melalui Menteri BUMN dan Menko Perekonomian.
“[MMF dan MTS] dikembangkan lagi sehingga tidak bergantung pada Merpati. Dua unit bisnis ini akan dilengkapi dengan badan hukum sendiri sehingga bisa lebih ekspansif,” katanya kepada Bisnis, Senin (13/1).
Kedua unit usaha itu berstatus strategic business unit (SBU) yang telah mendapatkan otonomi mencari laba di luar, selain melayani atau mendukung operasional Merpati.
Riswanto menambahkan pihaknya telah membentuk tim guna mengkaji proses legal pendirian perusahaan dan berbagai syarat bisnis lainnya.
Dengan melepas dua unit usaha itu, dia mengharapkan Merpati bisa lebih fokus pada bisnis penerbangan.
Saat ini, tuturnya, maskapai fokus dalam program restrukturisasi dan revitalisasi perusahaan guna meneruskan usaha untuk selanjutnya melanjutkan pengembangan sayap bisnis.
Menurutnya, pemilihan dua unit usaha untuk dikembangkan  PPA mengacu keinginan Merpati mengubah budaya, alih teknologi, dan melakukan ekspansi pada dua anak usaha itu.
“Merpati Training Services telah punya klien baik dari dalam negeri, regional, dan dari Timur Tengah. Kekuatan kita sudah mempunyai sekolah pilot,” tambahnya.
Lini bisnis yang dilakukan MTS, imbuhnya, memiliki potensi besar pada masa mendatang.
Adapun, MMF adalah lini bisnis yang khusus melakukan perawatan dan perbaikan atau maintenance repair & overhaul (MRO) yang dikembangkan Merpati yang telah mendapat sertifikasi  ISO9001:2000 SNI 19- 9001:2001.
Bila Merpati telah disehatkan, Riswanto menyatakan kedua anak usaha ini akan dikembalikan ke induk usaha.
PILIHAN PEMERINTAH
Menko Perekonomian M. Hatta Rajasa sebelumnya menegaskan pemerintah tidak memiliki rencana untuk menutupi kerugian Merpati yang ditaksir bernilai Rp6,7 triliun.
Maskapai pelat merah itu diminta mengajukan rencana bisnis untuk mengatasi masalah utang tersebut.
Hatta mengatakan langkah penutupan Merpati tidak bisa dihindari jika rencana bisnis itu gagal menajikan kerangka strategis yang solid.
Sejauh ini, Hatta menyebutkan masih menunggu rencana bisnis dari maskapai pelat merah itu.
Namun, Riswanto menegaskan perusahaannya telah menyerahkan rencana bisnis Merpati yang telah dibahas beberapa kali.
Dalam rencana bisnis itu memasukkan juga rencana pemisahan dua unit usaha itu. “Business plan sudah diterima oleh Kemenko, sudah dibahas termasuk dengan PPA, pemegang saham, termasuk Kementerian BUMN,” tegasnya.
Terkait dengan 15 calon investor yang tengah berminat untuk masuk, Merpati masih membahas konsep bisnisnya. Dari beberapa calon dari dalam dan luar negeri itu, katanya, sudah ada beberapa yang dipelajari oleh tim internal.

Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini