Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita Media DJKN
Sisa Anggaran Terkecil, Penyerapan Anggaran Negara Kian Efektif
Kompas, 6 Januari 2014
 Selasa, 07 Januari 2014 pukul 10:05:21   |   610 kali

6 Januari 2014
JAKARTA, KOMPAS – Sisa lebih penggunaan anggaran negara tahun 2013 mencapai Rp 20,5 triliun. Ini adalah yang terkecil selama empat tahun terakhir. Sudah saatnya ukuran pengelolaan anggaran naik kelas dari sekedar penyerapan ke efektivitas dan efisiensi.
“APBN kita angkanya relatif baik. Defisit di bawah Rp 209 triliun atau 2,24 persen dari target 2,38 persen terhadap produk domestik bruto. Dengan begiru terdapat silpa sebesar Rp 20,5 triliun. Ini tentu akan menambah saldo anggaran tahun lalu. Kita akan pikirkan penggunaanya,” kata Menteri Keuangan M Chatib Basri di Jakarta, Minggu (5/1).
Sisa lebih penggunaan anggaran (silpa) berangsur-angsur menurun. Silpa tahun 2012 adalah Rp 34 triliun. Silpa tahun 2011 senilai Rp 39,4 triliun. Sementara silpa tahun 2010 mencapai Rp 47 triliun.
Menurut Chatib, realisasi belanja tahun 2013 mencapai 95 persen dari pagu Rp 1.816,7 triliun. Sementara pendapatan negara mencapai 95 persen dari target Rp 1.662,5 triliun.
Pertumbuhan ekonomi sampai triwulan III-2013 adalah 5,8 persen. Pertumbuhan pengeluaran pemerintah adalah 5,7 persen. Sumbangannya terhadap pertumbuhan ekonomi pada periode itu adalah 0.45 persen.
Guru Besar Fakultas Ekonomi Universitas Brawijaya, Malang, Ahmad Ersani Yustika, berpendapa,silpa senilai Rp 20,5 triliun sudah lumayan bagus jika ukurannya adalah penyerapan anggaran. Karena itu, pemerintah harus mulai menggunakan ukuran efektivitas dan efisiensi.
Selama ini, pengelolaan anggaran  pemerintah masih dominan menggunakan ukuran penyerapan anggaran maksimal. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) juga sebatas melakukan audit keuangan, belum audit kinerja yang mengukur efektivitas dan efisiensi seperti di negara yang lebih maju.
Persoalan yang ada, kata Erani, adalah pada kualitas pembangunan. Dengan penyerapan anggaran menumpuk di triwulan terakhir, kualitas pembangunan pun juga tak maksimal. (LAS)

Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini