Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita Media DJKN
Pertamina Desak Pemerintah Beri Otoritas Penuh

 Jum'at, 22 Februari 2013 pukul 16:15:46   |   415 kali

INILAH.COM, Jakarta - PT Pertamina (Persero), mendesak pemerintah memberikan pengelolaan Blok Mahakam secara penuh, pascaberakhirnya kontrak Total E&P Indonesie dan Inpex di 2017.

Vice President Communication Corporate Pertamina, Ali Mundakir mengatakan, bila perusahaan telah diberikan wewenang penuh mengelola Blok Mahakam, maka Pertamina siap bekerja sama dengan operator yang ada saat ini, ataupun secara total dikerjakan sendiri.

“Kita mengharapkan pengelolahan Blok Mahakam yang dikontrak Total dan Inpex berakhir di 2017 tanpa perpanjangan kontrak kembali,” kata Ali di Jakarta, Kamis (21/2/2013).

Menurut Ali, jika pemerintah memperpanjang kembali kontrak Total dan Inpex, kontraktor tersebut hanya membayar bonus tanda tangan yang besarnya sekitar US$ 5 juta hingga US$ 10 juta. Itupun bergantung mekanisme negosiasi antara pemerintah dan kontraktor.

Ali menambahkan, ketika kontrak 100% dikuasai Pertamina, maka tiap kontraktor yang telah memenangkan tender harus mengikuti sesuai aturan Bank Indonesia (BI) dengan memberikan pembelian 50%, misalnya nilainya US$ 500 juta.

“Jadi perbedaannya sangat signifikan antara signature (bonus tandatangan) dengan pembelian aturan BI,” ucapnya.

Untuk itu, pihaknya mengharapkan pengelolaan Blok Mahakam diberikan kepada Pertamina. Adapun kerja sama dengan operator yang saat ini masih mengelola Blok tersebut yaitu Total dan Inpex dapat dilakukan dengan mekanisme tender.

“Kita tunggu keputusan pemerintah, tapi yang jelas kita sudah menyampaikan bahwa opsi-opsi yang bisa diambil oleh pemerintah. Kalau opsi diperpanjang pemerintah hanya mendapatkan signature bonus,” tutur Ali [ast]

Sumber: http://ekonomi.inilah.com/read/detail/1960354/pertamina-desak-pemerintah-beri-otoritas-penuh#.USc020aaom2

Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini