JAKARTA. Lembaga Manajemen aset negara (LMAN) menargetkan bisa menyetor
penerimaan negara bukan pajak ke kas negara hingga Rp 800 miliar tahun
ini. Target ini sejatinya serupa dengan raihan yang dicapai lembaga yang
berada di bawah kementerian keuangan itu pada 2018 lalu.
Direktur Utama Lembaga Manajemen aset negara (LMAN) Rahayu Puspitasari
menjelaskan, untuk bisa merealisasikan target tersebut pihaknya sudah
membuat beberapa rencana prioritas pada tahun ini. Seperti
mengoptimalkan lahan proyek strategis nasional (PSN) yang kebanyakan
merupakan proyek infrastruktur, kemudian merevitalisasi aset proyek yang
berkategori tematik, serta mengoptimalkan Kawasan Ekonomi Khusus Arun -
Lhoksumawe (Kekal).
Selain itu, yang tidak kalah penting adalah membuat layanan digital
untuk lebih memudahkan akses pengelolan ke aset yang dikelola. "Ini yang
menjadi prioritas kami pada 2019," katanya saat berdiskusi di kantor
redaksi KONTAN, Kamis (7/2).
Dari beberapa prioritas pekerjaan tersebut, proyek di Kekal bakal menjadi perhatian khusus LMAN.
Maklum, di kawasan seluas 2.600 hektare tersebut, ada sekitar 1.800
hektare lahan diantaranya yang sudah diserahkan ke lembaga ini untuk
bisa dikelola dengan baik.
Maklum, sudah ada enam investor yang tertarik untuk bisa masuk di Kekal.
Baik itu yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri. Sayang,
Rahayu tidak merinci identitas dari investor tersebut.
Dalam catatan KONTAN, mayoritas perusahan tersebut bergerak di bidang
energi, biofuel, dan petrokimia. Memang tiga bidang usaha ini sangat
cocok dikembangkan di KEKA Arun- Lhokseumawe. Sebab, kawasan ekonomi
yang berada di Provinsi Aceh itu memiliki beberapa fasilitas
infrastruktur yang mendukung kegiatan usaha itu.
Selain aset besar tersebut, lman juga mempunyai beberapa aset properti
yang siap dipasarkan, artinya disewakan ke pihak ketiga. Seperti ada
ruko yang ada di bilangan Jakarta Selatan, hingga memanfaatkan 106 unit
apartemen yang ada di Puri Casablanca, Jakarta. "Setelah kami revitalisasi, properti itu kami sewakan," katanya.
Memang, menjadi tugas dari LMAN untuk mengoptimalkan aset milik negara
yang sudah diserahkan ke lembaga tersebut. Ada sejumlah aset yang tengah
dikelola lembaga itu.
Semisal aset eks hak tanggungan bank indonesia (HTBI) yang ada sebanyak 18 unit berupa tanah, rumah, ruko dan gedung dengan nilai Rp 200,85 miliar. Ada lagi aset eks PPA
yakni Puri Casablanca, serta aset bekas PT Pertamina berupa kilang LNG
di arun dan beberapa aset properti lainnya.
Secara total, aset kelolaan LMAN hingga akhir Desember tahun lalu adalah berjumlah Rp 29,10 triliun.
Markus Sumartomdjon