Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
BUMN Harus Menangkap Opportunity Untuk Berperan Lebih Baik Dalam Bidang Infrastruktur
N/a
Kamis, 26 September 2013 pukul 13:58:52   |   1148 kali

Jakarta – Tantangan pembangunan infrastruktur di Indonesia saat ini telah berkembang dengan pesat, diperlukan adanya terobosan baru dan sinergi antara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang membidangi  hal tersebut. Harapan  tersebut  disampaikan oleh Direktur Jenderal Kekayaan Negara Hadiyanto dalam sambutannya setelah melantik dan mengambil sumpah jajaran komisaris pada PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) dan PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) sebagai BUMN yang dinaungi oleh Kementerian Keuangan.

Bertempat di Aula Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN), 24 September 2013 sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan  Nomor KMK-315/KMK.06/2013, Menteri Keuangan selaku Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS)  memberhentikan Fredy Rikson Saragih dari jabatannya sebagai komisaris utama PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) dan mengangkat Luky Alfirman  sebagai penggantinya. Selain  melakukan penggantian komisaris utama pada PT. Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero),  Menteri Keuangan melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor  KMK-316/KMK.06/2013 juga memberhentikan Ngalim Sawega sebagai komisaris utama pada PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero) dan mengangkat Langgeng subur sebagai penggantinya,  pada kesempatan itu pula,  Isa Rachmatarwata diangkat menjadi anggota dewan komisaris PT. Sarana Multi Infrastruktur (Persero).

Dalam sambutannya, Hadiyanto mengucapkan terima kasih atas segala pengabdian serta curahan tenaga yang telah diberikan oleh Fredy Rikson Saragih dan Ngalim Sawega yang dulunya menjabat sebagai komisaris utama pada kedua BUMN tersebut. Kepada jajaran komisaris yang baru, Hadiyanto mengharapkan untuk selalu meningkatkan apa yang telah dicapai oleh pendahulunya, selain itu, diharapkan pula untuk terus meningkatkan upaya pengawasan terhadap jalannya perusahaan agar lebih baik. Kita sadari bersama bahwa bidang insfrastruktur memiliki  financing gap  yang cukup besar, artinya bahwa untuk pembiayaan yang dilakukan sekarang, baru bisa kita rasakan benefitnya dimasa yang akan datang, sehingga diperlukan keberanian untuk berinvestasi di bidang infrastruktur dengan dasar perhitungan yang matang.

Pada akhir sambutannya, Hadiyanto berpesan agar kedua BUMN yang memiliki bidang yang sama ini dapat selalu meningkatkan sinergi untuk menunjang pencapaian misi fiskal maupun misi korporasi yang diembannya, sehingga dapat lebih berperan dalam pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Teks dan Foto : Owill-Humas DJKN

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini