Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Workshop Jurnalistik: Brand, Aset Termahal yang Dimiliki Institusi
N/a
Selasa, 05 Maret 2013 pukul 10:24:50   |   660 kali

Bogor – Brand sering diasosiasikan hanya dengan slogan, iklan, kampanye, logo, organisasi ataupun nama merek. Kenyataannya, brand tidak sesederhana itu. Branding adalah proses membangun tujuan institusi. Branding yang baik dimulai dari pemahaman tentang tujuan itu sendiri dan mengerti tahapan untuk mencapainya. Brand lebih bersifat emosional berupa reputasi, kepercayaan, dan perceived quality. “Brand merupakan aset termahal yang dimiliki oleh institusi,” tegas Kepala Subdirektorat Hubungan Masyarakat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Erris Eka Sundari dalam ceramah current issue pada acara Workshop Jurnalistik yang diadakan pada 25 Februari - 1 Maret 2013 di Hotel Royal Bogor, Jawa Barat.

Workshop yang dibuka oleh Kasubdit Hubungan Masyarakat ini diikuti oleh 30 pegawai dan bekerja sama dengan Tempo Media Group untuk meningkatkan kualitas SDM di bidang jurnalistik khususnya pegawai kantor vertikal. Kasubdit Humas menyampaikan rencana di bidang kehumasan mulai dari jangka pendek sampai dengan jangka panjang. Tujuan kehumasan DJKN dalam jangka pendek yakni memperkenalkan tugas, fungsi, kebijakan dan pelayanan  DJKN sedangkan untuk jangka menengah yaitu membangun dan mengembangkan citra positif tentang tugas dan fungsi, kebijakan dan pelayanan serta hubungan baik internal maupun eksternal  DJKN. Untuk jangka panjang, lanjutnya, tujuan kehumasan DJKN adalah menjaga reputasi DJKN.

    

Selain itu, wanita kelahiran Sukabumi ini juga menyampaikan tugas dan fungsi kehumasan DJKN, jurnalistik dalam kaitannya dengan strategi komunikasi DJKN, serta produk kehumasan DJKN seperti Information Desk and Call Center (IDCC), serta website DJKN. Dalam kesempatan ini, Erris menyampaikan penyempurnaan Website DJKN yang saat ini dalam tahap quality assurance. Website nantinya akan mengakomodir direktorat teknis maupun kantor vertikal dengan memberikan ruang khusus guna memenuhi kebutuhan stakeholdersnya masing-masing. Ia juga menekankan mengenai pemberian informasi satu pintu yang cepat dan akurat melalui IDCC DJKN.

Ada satu hal menarik yang dicetuskan oleh Kasubdit Humas yaitu perlu dibentuknya Komunitas Penulis DJKN. Ia berharap agar komunitas ini dapat mendukung kegiatan kehumasan pada umumnya di unit masing-masing dan berkontribusi optimal bagi media komunikasi DJKN terutama website dan Media Kekayaan Negara. Melalui kegiatan ini, nantinya diharapkan mampu memberikan pencerahan kepada seluruh insan DJKN akan pentingnya kehumasan dalam suatu organisasi. Humas yang erat kaitannya dengan media, publikasi dan tidak dapat dipisahkan dengan dunia jurnalistik. “Fungsi humas dalam DJKN tidak hanya diemban oleh pegawai yang bertugas pada unit humas yang ada pada Kantor Pusat DJKN. Setiap pegawai DJKN merupakan humas DJKN,” pungkasnya.

    

Dalam workshop ini, narasumber dari Tempo mengupas tuntas mengenai seluk beluk kegiatan jurnalistik. Pertama, Redaktur Eksekutif Majalah Tempo Arif Zulkifli yang memberikan penjelasan mengenai analisis media massa dan bagaimana media massa bekerja. Kedua, Redaktur Pelaksana Majalah Tempo L. R. Baskoro yang menyampaikan materi tentang siaran pers (press release). Ketiga, Redaktur Pelaksana Majalah Tempo Qaris Tajudin yang menjelaskan tentang teknik-teknik wawancara. Keempat, Redaktur Pelaksana Majalah Tempo Wahyu Dhyatmika yang menjelaskan tentang teknik-teknik peliputan, penulisan dan penyuntingan serta pemilihan angle. Kelima, Redaktur Eksekutif Tempo.co Burhan Solihin yang memberikan penjelasan tentang landscape social media di Indonesia. Dan yang terakhir adalah Wartawan Foto Tempo Gunawan Wicaksono yang memberikan penjelasan tentang foto jurnalistik. Dalam kegiatan ini, peserta diberikan dua buah tugas praktik yaitu praktik menulis berita serta praktik foto jurnalistik dan dipresentasikan di hadapan narasumber dan peserta.

Salah seorang peserta dari Kanwil I Banda Aceh, Dedy Widia Hananto terlihat antusias. Ia mengatakan bahwa workshop ini sangat menyenangkan karena dirinya menyukai jurnalistik, terutama fotografi jurnalistik. Selain itu, ilmu yang disampaikan bermanfaat untuk perbaikan kualitas jurnalistik terutama kontributor-kontributor dari daerah. “Saya senang mengikuti workshop ini dan berharap agar lebih banyak pendalaman lagi dan praktek yang lebih banyak,” ujarnya tersenyum. (Candra/Niko/BAS-Humas)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini