Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Sharing Knowledge Property Studies di Australia
N/a
Selasa, 06 November 2012 pukul 09:56:53   |   690 kali

Jakarta – “Bekerja tidak perlu terbentur oleh tempat.” Begitulah kata Darmawan D. Atmoko saat memaparkan model tempat kerja di Australia pada acara sharing knowledge dengan pegawai Kantor Pusat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) di ruang rapat lantai 5 Gedung Syafruddin Prawiranegara. Perlu diketahui Darmawan D. Atmoko adalah pegawai Direktorat Penilaian yang baru saja menyelesaikan tugas belajar S2 di The University of Queensland Australia dengan mengambil Master of Property Studies. Dalam acara yang diselenggarakan oleh Bagian Kepegawaian Sekretariat DJKN Kamis tanggal 25 Oktober 2012 tersebut, Darmawan menceritakan bagaimana cara ia mendapatkan beasiswa dari the Australian Agency for International Development (AusAID), sharing pengalaman saat di Australia, serta ilmu apa saja yang telah ia dapat.

Dalam paparannya Darmawan menjelaskan ada 4 macam bentuk tempat kerja yang ada di Australia, yaitu hive, cell, den, dan club. Setiap model tempat kerja memiliki ciri khas masing-masing tergantung dari tugas dan fungsi kantor tersebut. “DJKN sebaiknya menggunakan bentuk den, karena den terbagi menjadi cluster-cluster tertentu yang mana setiap cluster mengerjakan suatu project tertentu,” tegas Darmawan.

Sharing knowledge menjadi semakin menarik, ketika Darmawan bercerita tentang bagaimana pemerintah Australia dalam me-manage aset negara. Darmawan menerangkan ada salah satu satuan kerja (satker) di Australia yang meminta izin kepada Kementerian Keuangan di Australia untuk membangun gedung, tetapi di dekat lokasi tempat gedung yang akan dibangun terdapat vegetasi kupu-kupu langka yang dilindungi. Pemerintah Australia mengizinkan satker tersebut untuk membangun gedung asalkan tidak mengganggu pencahayaan matahari vegetasi kupu-kupu. “Entah dengan cara membuat suatu space khusus untuk lewatnya sinar matahari atau dengan cara membuat suatu terowongan,” lanjut Darmawan.

Sharing knowledge dilanjutkan dengan paparan tentang kebijakan yang diambil pemerintah Australia terkait dengan penghematan energi. Pemerintah Australia memiliki suatu badan/lembaga khusus menangani masalah efisiensi energi dan efek rumah kaca yang bernama National Framework for Energy Efficiency. “Setiap gedung yang telah be-rating di Australia memasang suatu display tv untuk mengukur berapa konsumsi energi yang telah digunakan tiap lantai gedung. Jadi apabila ada orang yang lupa mematikan lampu atau AC bisa langsung ketahuan,” kata Darmawan. Yang dimaksud dengan gedung be-rating adalah gedung yang telah memenuhi standar green building council Australia dan National Building Efficiency Rating System (NABERS). Darmawan melanjutkan “Building efficiency dapat mempengaruhi suatu kebijakan misalnya suatu pabrik dapat diketahui menggunakan konsumsi energi yang tinggi, sehingga bisa dikenakan pajak yang tinggi.”

Setelah sharing knowledge dari Darmawan, acara dilanjutkan dengan sesi tanya jawab oleh para peserta. “Sharing knowledge ini bertujuan meningkatkan semangat para peserta untuk melanjutkan kuliah lagi,” pesan Kasubbag Pengembangan Pegawai dan Kepemimpinan Sunu Subroto kepada para peserta di akhir acara. (Dimas/Alief – Humas DJKN)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini