Jakarta – Direktorat Barang Milik Negara (BMN) Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) melaksanakan kegiatan Sharing Session bertajuk
“Perjuangan Kolonial vs Milenial.” Acara yang dilaksanakan pada Rabu (20/5)
untuk memperingati Hari Kebangkitan Nasional ini menghadirkan dua orang
narasumber yaitu Marsma TNI (Purn) Poengky Poernomodjati, veteran pembela
kemerdekaan yang saat ini menjabat sebagai Kepala Biro Sejarah Dewan Pimpinan
Pusat Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI), dan Andi N. S. Kuncoro, penulis
pidato Menteri dan Wakil Menteri Keuangan Republik Indonesia.
Marsma Poengky merupakan salah satu veteran pembela
kemerdekaan Indonesia yang telah ikut dalam berbagai operasi militer, antara
lain operasi penumpasan Pasukan Gerilya Rakyat Serawak (PGRS) di Kalimantan
(1971-1975), operasi Seroja Timor Timur (1975-1980), operasi penumpasan
Organisasi Papua Merdeka di Irian Barat (1977-1982) dan operasi gabungan
RI-Malaysia di Sabah Kalimantan Timur (1976). Beliau menceritakan rangkaian
sejarah Indonesia dari zaman penjajahan Portugis tahun 1512, pembentukan kongsi
dagang VOC tahun 1602, politik devide et impera, pendirian organisasi
kepemudaan Boedi Oetomo tahun 1908, Sumpah Pemuda tahun 1928 hingga era
kemerdekaan dan perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.
“Perjuangan kami dulu jelas melawan penjajah, namun
perjuangan sekarang lebih sulit karena melawan musuh yang tidak terlihat berupa
paham “isme” yang menyerbu masuk ke Indonesia”, ujarnya.
Selanjutnya, Andi Kuncoro membawakan materi tentang peran
golongan muda yang menjadi garda depan perubahan dan inovasi bangsa. Beberapa
contoh yang ia ambil adalah Bung Karno yang mendirikan PNI di usia 27 tahun,
Bung Tomo yang memimpin perjuangan 10 November 1945 di Surabaya pada usia 25
tahun, dan Ki Hajar Dewantara yang bergabung dalam Indische Partij pada usia 24
tahun. Andi juga memaparkan bagaimana kondisi ekonomi sebelum dan sesudah
pandemi Covid-19 dan tantangan dalam pemulihan ekonomi pasca pandemi ini.
“Tantangan Indonesia di era pandemi ini bukan hanya tentang
ekonomi dan sistem kesehatan, tapi juga social capital, atau yang disebut Bung
Karno sebagai gotong royong. Kondisi dulu sangat relevan dengan kondisi kita
sekarang, kalau dulu gotong royong mengusir penjajah, sekarang kita gotong
royong untuk melawan Covid-19”, paparnya.
Kegiatan yang berlangsung selama dua jam sejak pukul 9.30
WIB ini berlangsung seru dan interaktif. Peserta yang bergabung secara virtual
pun sangat bervariasi, mulai dari pelaksana hingga pejabat eselon II di DJKN
yang tersebar di seluruh Indonesia.
Direktur Jenderal Kekayaan Negara Isa Rachmatarwata yang
membuka acara ini pun memberikan apresiasinya kepada Direktorat BMN . “Kita
butuh semangat baru yang lebih besar. Sekarang kita menghadapi kemudahan yang
justru sering kali menjadi kelemahan kita sendiri, yaitu pelemahan semangat
juang. Semoga kegiatan ini dapat bermanfaat dan kita bisa mendapatkan semangat
baru dalam menjalankan tugas sebagai penjaga aset Negara,” ucapnya. (Tim Media
Dit. BMN)