Jakarta – Aparatur Sipil Negara (ASN) khususnya
Kementerian Keuangann yang mengikuti Training of Trainer (ToT) Bimbingan
Mental Nasional (Bintalnas) sangat dibutuhkan sebagai agen perekat bangsa yang
harus menjadi garda terdepan dan teladan dalam menjaga toleransi antar umat
beragama. Hal ini disampaikan Ketua Bintalnas Kemenkeu Suyono Saputro pada Rabu
(11/12) di Aula Kantor Direktorat Jenderal Perimbangan Keuangan, Jakarta Pusat.
Suyono mengatakan
bahwa bintal memiliki peranan yang penting terkait pembinaan mental semua
pegawai Kementerian Keuangan untuk memiliki sikap toleransi yang tinggi dan jauh
dari sikap radikalisme, menjunjung tinggi integritas serta selalu menjaga dan
mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa, cinta damai, dan kerukunan.
“Seluruh peserta training ini adalah calon-calon
pengajar atau pembina di unit masing-masing sehingga di Kementerian Keuangan yang
memiliki mental dan integritas yg kuat dan menjadi sarana pembangunan SDM menuju
kesejahteraan dan kemakmuran rakyat Indonesia,” ujarnya.
Kepala Biro Umum Sekretariat Jenderal Kementerian Keuangan Sugeng
Wardoyo mengatakan bahwa pihaknya menyambut baik kegiatan ini. “Tujuan training bintalnas ini sangat mulia yakni
untuk membina rekan-rekan kita agar dapat mengimplementasikan nilai-nilai
Kementerian Keuangan di dalam keseharian untuk bekerja maupun dalam
berinteraksi satu dengan yang lain,” ungkapnya.
Lebih lanjut, ia menyampaikan pesan dari Sekjen Kementerian
Keuangan bahwa ASN Kementerian Keuangan juga diharapkan dapat menjadi agen
perekat bangsa yg dapat mengutamakan persatuan dan kesatuan serta menghindarkan
diri dari perpecahan dan tidak mudah untuk diadu domba. “Kita juga harus
menjaga kesabaran dan keikhlasan dalam bekerja serta menjauhkan diri dari
sifat-sifat kekerasan dan radikalisme,” jelas Sugeng.
Dalam kegiatan ini, beberapa narasumber yakni Kepala Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC) Sumatera bagian Timur
Kementerian Keuangan Dwijo Mulyono menjelaskan mengenai bintal yang telah
dilaksanakan di DJBC, perwakilan dari Komisi Ukhuwah Majelis Ulama Indonesia
Wido Supraha menjelaskan tentang hubungan antara agama dan kehidupan, dan
narasumber dari Komisi Pemberantasan Korupsi Azis Arham menjelaskan mengenai
pembinaan mental dan integritas, serta narasumber Badan Nasional Penanggulangan
Terorisme Brigadir Jenderal Polisi Hamli menjelaskan mengenai penyebaran
radikalisme dan terorisme serta upaya penanggulangannya. (tasya/rika/surur-humas
DJKN)