Jakarta – PT Karabha
Digdaya mengadakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dalam rangka mengesahkan
Laporan Tahunan Tahun Buku 2018. RUPS dilaksanakan di Kantor Pusat Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) pada Rabu (19/06). Kementerian Keuangan c.q.
DJKN merupakan pemegang 100% saham PT Karabha Digdaya yang berasal dari aset
eks. Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). Perusahaan ini bergerak di
bidang golf melalui Emeralda Golf Club Cimanggis Depok dan di bidang properti.
Agenda RUPS ini diantaranya
persetujuan dan pengesahan Laporan
Tahunan 2018 termasuk pengesahan Laporan Keuangan Perseroan, penunjukan kantor akuntan publik untuk pemeriksaan
Laporan Keuangan Perseroan Tahun Buku
2019, penetapan penggunaan laba bersih perseroan
tahun buku 2018.
Presiden
Direktur PT Karabha Digdaya Arif Wiryawan memaparkan laporan tahunan perseroan
tahun buku 2018. Dalam hal pencapaian kinerja keuangan tahun 2018, Arif
menyampaikan bahwa Cost Effectiveness dan
Cost Efficiency diterapkan secara
baik ditinjau dari penurunan realisasi beban lebih besar dari penurunan
pendapatan dibandingkan RKAP 2018, dan bahkan lebih kecil dari tahun 2017. Selain
itu, total aset dan ekuitas lebih tinggi dibanding RKAP 2018. Pertumbuhan aset
tersebut disebabkan oleh peningkatan aset lancar yang dikelola Perseroan
sebesar 15,38%.
“Untuk
pertumbuhan ekuitas, kenaikan jumlah ekuitas sebesar 2,19% berasal dari
menurunnya posisi defisit dari minus Rp 152,8 miliar (tahun 2017-red) menjadi
minus Rp 134,9 (tahun 2018-red) karena Persero berhasil membukukan laba neto
tahun berjalan di tahun 2018 sebesar Rp 18,0 miliar,” ujar Arif.
Pemaparan Arif
dilanjutkan dengan penjelasan mengenai pencapaian dari bisnis golf dan bisnis estate dari Persero. Dilaporkan bahwa
pendapatan dari bisnis golf di 2018 adalah sebesar Rp 87,4 miliar. Angka tersebut
lebih tinggi dibanding pendapatan tahun 2017 dan RKAP 2018. Arif menjelaskan
bahwa hal ini disebabkan diantaranya karena adanya reversal dari membership sebesar Rp 6,7 miliar. “Sekiranya tidak
terdapat reversal pun, pendapatan
bisnis golf adalah sebesar 80,2 miliar. Masih lebih baik dari tahun 2017,”
ungkapnya. Perseroan juga mampu membukukan laba untuk bisnis estate sebesar Rp 1,9 miliar.
Menanggapi
laporan pendapatan dari bisnis golf dan estate
tersebut, Direktur Jenderal Kekayaan Negara Isa Rachmatawarta mengingatkan
bahwa tidak perlu terlalu agresif dalam melakukan reverse. “Kita tidak mengejar keuntungan semata, tapi kita juga
ingin mengejar bersihnya buku-buku itu, bukan hanya sekedar menghapuskan
catatan-catatan lama,” kata Isa.
Dalam RUPS ini hadir
Purnama T. Sianturi, Direktur Pengelola Kekayaan Negara dan Sistem informasi.
Ia menyarankan agar Persero dapat semakin memaksimalkan faktor-faktor penunjang
laba. Ia juga mengungkapkan bahwa sebenarnya kunci dari progress perusahaan adalah dari sertifikasi. Oleh karena hal
tersebut, Purnama mengimbau pula agar Perseroan dapat memaksimalkan pelaksanaan
sertifikasi ini dan tidak melupakan prinsip kehati-hatian, terutama dengan
melihat besaran biaya sertifikasi. (Rka,Srr,Uun)