Bekasi - Perkembangan pengelolaan Barang
Milik Negara (BMN) yang dilakukan Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN)
mengalami perkembangan yang luar biasa. Hal tersebut diantaranya karena nilai
BMN yang semakin besar, total nilai BMN yang mendominasi 60 persen neraca pada
Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP), mendukung negara dalam penyediaan
infrastruktur, serta mampu menghasilkan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP).
“Perhatian terhadap BMN semakin besar,” ujar Direktur BMN DJKN Encep Sudarwan
kepada para peserta Gugus Kendali Mutu 4.0 di Bekasi pada Kamis (22/11).
Lebih lanjut, dalam acara yang mengusung
tagline “Era Baru Manajemen Aset
Negara” ini, Encep menyampaikan bahwa kegiatan revaluasi BMN yang telah
dilakukan oleh DJKN bukan hanya mampu menghasilkan database aset yang handal, namun juga memperoleh apresiasi dari
dunia internasional. Ia melanjutkan bahwa database
aset ada ini nantinya akan berguna diantaranya untuk asuransi BMN dan pemetaan
potensi PNBP dari BMN.
Terkait dengan asuransi BMN, dalam
kesempatan tersebut, Kepala Subdirektorat (Kasubdit) BMN IV DJKN Hamim Mustofa menyampaikan
bahwa penerapannya akan mulai dilaksanakan tahun 2019 yang dilakukan pada BMN
berupa Bangunan Layanan Kesehatan, Bangunan Layanan Pendidikan, serta Bangunan Gedung Kantor pada
Kementerian Keuangan yang menurut hasil revaluasi memiliki nilai sebesar Rp
22.959,5 miliar.
Selanjutnya, untuk mendorong agar
penatausahaan BMN pada satuan kerja (satker) menjadi lebih baik, DJKN akan
segera meluncurkan Jabatan Fungsional (Jafung) Penata Laksana Barang (PLB).
Menurut narasumber dari Bagian Organisasi dan Kepatuhan Internal (OKI) DJKN Agung
Iman Setyawan, selama ini pegawai yang ditunjuk untuk melakukan penatausahaan
BMN pada satker belum memiliki standar kompetensi yang sama dan sering
merangkap dengan tugas yang lain. “Dengan adanya jafung PLB ini penatausahaan
BMN pada satker akan semakin baik,” ujarnya.
Menurut Kasubdit BMN I DJKN Idris Aswin,
DJKN juga akan memulai mencoba melakukan evaluasi kinerja aset pemerintah
dengan melihat kriteria-kriteria tertentu. Pada kesempatan tersebut, DJKN juga
mengundang ahli dari Universitas Indonesia Ayomi D. Rarasari untuk menjelaskan
dan memberikan contoh bagaimana membuat portofolio aset serta menentukan
manfaat terbaik dari suatu aset.
Dalam kegiatan ini, DJKN juga
menghadirkan Direktur Pengadaan dan Pendanaan Lembaga Manajemen Aset Negara
(LMAN) Qoswara yang memberikan penjelasan mengenai pengadaan tanah Proyek
Strategis Nasional (PSN). Menurut Qoswara, dengan banyaknya pembangunan PSN
maka tidak menutup kemungkinan ada aset negara yang terkena pembangunan PSN.
Di akhir rangkaian kegiatan GKM 4.0, seusai
olahraga bersama, Idris Aswin mengingatkan kepada peserta pesan Direktur BMN
bahwa seluruh target yang dibebankan pada Kanwil DJKN dan KPKNL merupakan
target bersama DJKN dan sudah di inline
kan dengan target pada masing-masing Person in Charge (PIC) yang ada di Kantor
Pusat DJKN. “Jika menemui kesulitan, saya harap Bapak/Ibu tidak ragu – ragu
untuk mengkomunikasikan kepada PIC di Kantor Pusat,” pungkasnya. (Humas DJKN)