Bandung – Pengelola
keuangan harus dibekali kompetensi yang utuh dalam melaksanakan tugasnya. Hal
tersebut agar tugas pengelolaan keuangan dan anggaran dapat terlaksana secara
tertib, transparan, efisien dan efektif.
"Muara
pengelolaan keuangan adalah LKPP (Laporan Keuangan Pemerintah Pusat-red). Suatu
kebanggaan bagi kita semua bila LKPP mendapatkan opini Wajar Tanpa
Pengecualian, dan kebanggaan itu tidak mungkin kita gapai tanpa kontribusi dari
rekan-rekan pengelola keuangan negara," ujar Kepala Kantor Wilayah
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) Nuning SR Wulandari saat membuka
acara Forum Group Discussion (FGD)
Perbaikan Kualitas Perencanaan Anggaran, Pelaksanaan APBN dan Laporan Keuangan
DJKN yang diselenggarakan Sekretariat DJKN pada Senin, (29/10) di Bandung, Jawa
Barat.
FGD
ini dihadiri oleh para kepala subbagian keuangan, bendahara keuangan, serta pejabat
pembuat daftar gaji kantor wilayah DJKN dan bertujuan dalam rangka transfer
and sharing knowledge pengelola bidang keuangan DJKN yang baru
menjabat sekaligus sebagai sarana interaksi aktif pengelola bidang keuangan
untuk memberikan feedback, input, serta konsultasi permasalahan
yang tengah dihadapi baik pada tingkat kantor wilayah maupun Kantor Pelayanan
Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL).
Saat
berita ini ditulis, acara masih berlangsung dan akan berlangsung selama tiga
hari dengan membahas materi antara lain, Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
Nomor 93 Tahun 2018 tentang Perubahan Kedua PMK Nomor 214 Tahun 2011 tentang
Penegakan Disiplin dalam kaitannya dengan Tunjangan Khusus Pembinaan Keuangan
Negara (TKPKN) dengan narasumber Biro Perencanaan Keuangan, Indikator Kinerja
Pelaksanaan Anggaran (IKPA) dengan narasumber Direktorat Pelaksanaan Anggaran
DJPB.
Selain
itu, juga akan disampaikan materi Impelemtasi Sistem Aplikasi Keuangan
Tingkat Instansi (SAKTI) di lingkungan Kementerian Keuangan oleh DJPB, pengukuran
dan Evaluasi Kinerja Anggaran atas Pelaksanaan RKA-KL sesuai PMK
214/PMK.02/2017, dan pemaparan mengenai Laporan Keuangan dan pengenalan Portal
Keuangan serta penerapan Pengarusutamaan Gender di DJKN.
Adapun
fokus FGD yang diselenggarakan di kota hujan ini nantinya adalah pembahasan
pengenalan SAKTI serta pemaparan IKPA.
Dalam
rangka menyambut integrasi sistem aplikasi (single database) pengelolaan
keuangan pada seluruh satuan kerja, peserta turut dibekali pengetahuan mengenai
fitur, modul, serta ruang lingkup penggunaan SAKTI. SAKTI mengefektifkan siklus
bisnis dan fungsi utama pengelolaan keuangan yaitu mulai dari perencanaan,
pelaksanakan hingga pertanggungjawaban. SAKTI didukung oleh Portal Sistem
Perbendaharaan dan Anggaran Negara (SPAN), aplikasi berbasis website yang
mengintegrasikan informasi implementasi SPAN.
Adapun
evaluasi IKPA dilakukan dalam rangka mencapai semua indikator strategis
pelaksanaan anggaran. Pentingnya memahami IKPA serta langkah strategisnya dalam
pengelolaan keuangan negara akan memengaruhi kelancaran pelaksanaan anggaran,
mendukung manajemen kas, dan meningkatkan kualitas laporan keuangan. [tim
humas]