Jakarta - Manajemen Talenta Beasiswa (MTB)
Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) menyelenggarakan kegiatan sharing
session, bagaimana menghadapi wawancara dan membuat Curiculum
Vitae (CV) untuk mendapatkan beasiswa. Kegiatan yang diberi
judul Create an Outstanding Personal Statement, CV, and Nail The
Interview ini diselenggarakan pada Kamis (26/7) di Aula DJKN Lantai 5.
Membuka acara, Kepala Subbagian Pengembangan
Pegawai dan Kepemimpinan, Neil Efryano Prayoga menyampaikan bahwa MTB merupakan
wadah bagi pegawai DJKN yang ingin melanjutkan pendidikan melalui beasiswa.
Melalui MTB, DJKN berusaha mempersiapkan dan mendukung pegawainya agar sukses
mendapatkan beasiswa yang diinginkan. “Untuk mendapatkan beasiswa di
universitas terbaik bukanlah hal yang mudah dan perlu waktu untuk
mempersiapkannya,” ujarnya.
Acara sharing session kali ini
mengundang pembicara seorang penerima beasiswa LPDP, MPA Candidate
School of International Public Administration (SIPA) University of Columbia,
Dessy Minarni Bonita.
Dalam penjelasannya, Bonita menyampaikan bahwa
dalam membuat CV harus detail, tetapi jangan berbohong. Jika kandidat memiliki
pengalaman kegiatan yang banyak maka dipilah-pilah mana yang berhubungan dengan
beasiswa tersebut. Begitu juga dalam membuat esai tentang kontribusi bagi
negeri dan detil rencana studi.
Inisiator Gerakan Kemenkeu Muda ini juga
membagikan tips untuk melewati sesi leaderless group discussion yaitu
tidak boleh terlalu mendominasi dan terlalu menguasai diskusi. “Intinya adalah
menghargai pendapat orang lain,” jelasnya.
Bonita juga berpesan kepada para pegawai DJKN
yang berpendidikan Diploma III (DIII). Menurutnya banyak juga penerima beasiswa
S2 luar negeri yang dulunya ketika masuk menjadi PNS pendidikannya DIII.
Selain itu, staf pada Badan
Kebijakan Fiskal ini juga menyampaikan bahwa menjadi pelopor suatu
kegiatan/aktivitas sosial merupakan poin plus dalam mengajukan beasiswa. Namun
yang perlu diperhatikan adalah niat saat mengikuti aktivitas sosial tersebut
harus ikhlas. “Jangan pernah mengikuti aktivitas sosial hanya dengan tujuan
untuk mendapat beasiswa,” pungkasnya. (Ajib/Humas DJKN)