Denpasar
- Rabu (23/5) kegiatan
berbagi Setengah Jam Saja (SJS) kembali diadakan di Kantor Pelayanan Kekayaan
Negara dan Lelang (KPKNL) Denpasar. Kali ini materi yang dibahas adalah Keamanan
Teknologi Informasi (Information
Technology Security) dan Isu Teknologi Informasi (TI) terkini di DJKN
(Direktorat Jenderal Kekayaan Negara) yang dibawakan oleh Samba Habib Hauri. Kegiatan
yang diselenggarakan di Aula KPKNL Denpasar ini juga dihadiri oleh Kepala
Kantor KPKNL Denpasar, Wahyu Nendro.
Setelah dibuka oleh
Kepala Seksi Hukum dan Informasi Wiji Yudhiharso Kusumo Putro, acara
dilanjutkan dengan sambutan dari Kepala Kantor. Dalam kesempatan ini Wahyu menyatakan
dukungannya atas kegiatan berbagi ini bahkan merencanakan untuk menyiapkan satu
materi khusus yang akan dibagikan pada kesempatan berikutnya.
Samba Habib Hauri, yang
merupakan PIC TIK KPKNL Denpasar ini memulai presentasi dengan online quiz yang berisi 15 pertanyaan
yang berkaitan dengan pengetahuan IT di seputaran DJKN seperti antivirus,
aplikasi-aplikasi yang dikembangkan oleh DJKN, SSO, penggunaan jaringan
intranet dan internet, serta e-dropbox kemenkeu.
Semangat para pegawai
dalam mengikuti quiz tampak ketika
mengetahui jawaban mereka benar atau salah. Ada juga yang baru tahu bahwa SIMAK
BMN itu adalah buatan Direktorat Perbendaharaan, bukan buatan DJKN. Jadi dengan
quiz ini, diharapkan wawasan IT DJKN
diharapkan dapat ditransfer secara menyenangkan dan efektif.
Selanjutnya, Samba
menyampaikan hasil rapat kerja terbatas (rakertas) yang di dalamnya juga berisi
tentang seminar IT security. Ia
menyampaikan tiga pokok hasil rakertas yakni: 1) Big Data DJKN, 2) Bussiness
Contuinity Management dan 3) Sistem Manajemen Keamanan Informasi.
Berkaitan dengan Big
data, DJKN memiliki tiga proses bisnis yang besar yaitu lelang, piutang, dan
pengelolaan kekayaan negara. Ketiga kegiatan ini memiliki volume lalu lintas
atau pengiriman data yang besar. Lalu lintas pengiriman data ini sangat cepat,
membutuhkan server dan biaya yang sangat besar. Volume data besar perlu
dianalisis, yang prosesnya dilakukan di kantor pusat, yakni di Direktorat PKNSI
untuk tingkat DJKN dan pusintek Kemenkeu untuk skala Kementerian Keuangan.
Lalu Samba menjelaskan
bagaimana peran kita di unit vertikal, yakni sebagai penyedia data seperti
misalnya angka-angka yang masuk SIP (sistem informasi penilaian) dan Laporan
Kep-96 harus valid. Kemudian dijelaskan tentang Bussiness Contuinity Management, yakni bagaimana cara kita me-manage basis data (Big Data DJKN) bila
kita menghadapi bencana alam.
Terakhir, samba
menjelaskan tentang sistem Manajemen Keamanan Informasi. Samba memberikan
ilustrasi ketika ada serangan hacker
(ada insiden hacking). “Kalau ada
serangan virus dan segala macam, bagaimana cara kita menyikapi?” tanya Samba
memulai penjelasannya. Berikut adalah
beberapa tips atau langkah untuk manajemen keamanan informasi:
“Keamanan
informasi penting, karena kita bekerja dengan data dan sebagai unit vertikal.
Harusnya kita menyediakan data yang bagus sehingga bisa terbentuk basis data
yang valid dan up to date yang pada
akhirnya dapat digunakan oleh pimpinan dalam rangka pengembalian kebijakan,”
tegas Samba mengakhiri presentasinya.