Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Berita DJKN
Dengan IHT, KPKNL Bandar Lampung Bangun Sinergi dan Samakan Persepsi
Hakim Setyo Budi Mulyono
Kamis, 10 Mei 2018 pukul 20:35:42   |   686 kali

Bandar Lampung - Membangun integritas, profesionalisme,sinergi, pelayanan, dan kesempurnaan (IPSPK) adalah tujuan dari diadakannyain-house training (IHT). Demikian arahan Didith A. Andiana, Kepala KantorPelayanan Kekayaan Negara dan Lelang (KPKNL) Bandar Lampung, saat membuka kegiatan IHT di lingkungan kantornya pada Rabu (9/5). IHT ini diselenggarakan oleh Bagian Kepegawaian Sekretariat Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) bersama dengan Pusdiklat Pengembangan SDM (PPSDM) Kementerian Keuangan dan diikuti oleh seluruh jajaran pegawai KPKNL Bandar Lampung. Tema yang diusung dalam IHT kali ini adalah integrity is our best asset.

"IHT ini penting karena akan meningkatkan soft competency kita," ujar Didith. "IHT adalah sarana bagi kita untuk menginternalisasikan IPSPK, nilai-nilai Kementerian Keuangan."

IHT yang diselenggarakan di ruang terbuka (outdoor) dan ruang serbaguna kantor (indoor) ini dipandu oleh Egrita Buntara, widyaiswara PPSDM. Pria yang dipanggil dengan sapaan Mas Bun ini mengajak seluruh peserta IHT untuk bermain antara lain opposite game, kereta balon, switchgame, lomba sarung, ranjau darat, permainan logika, memindahkan air, dan pemandu buta.

Outdoor: Membangun Sinergi

Tema IHT untuk outdoor adalah Bersinergi Membangun Negeri. Permainan  pertama adalah opposite game. Melalui game ini, peserta diajak untuk berkonsentrasi. Saat Mas Bun menginstruksikan ke kanan mereka harus ke kiri, begitu sebaliknya. Depan berarti belakang dan ke kiri berarti ke kanan. Permainan ini, menurut Mas Bun, cocok dilakukan di awal untuk membangun fokus di pagi hari.

Pada permainan kereta balon, peserta dibagi dalam 4 kelompok. Setiap kelompok membentuk formasi kereta dengan balok sebagai sambungan tiap pesertanya. Setiap kelompok harus memindahkan kelereng dari satu ujung ke ujung yang lain. Permainan ini dimenangkan oleh Tim Empang, kelompok yang paling gesit yang anggotanya kebanyakan masih muda. Ketika ditanya apa kunci kemenangan, Tim Empang menjawab bahwa pengaturan startegi, kebersamaan,kesamaan visi, dan saling mendukung adalah kuncinya.

Permainan switch game adalah permainan yang mengandalkan intuisi dan kekompakan. Begitu pula dalam lomba sarung yaitu memindahkan sarung dalam kelompok yang saling berpegangan tangan. Sementara dalam permainan ranjau darat, peserta diajak lagi untuk berkonsentrasi.

Dalam permainan logika, peserta diminta untuk mencari solusi atas 3 macam situasi yang diberikan. Sementara permainan memindahkan air, peserta diajak untuk beradu kecepatan, mengatur strategi, dan membangun sinergi.

Menurut Mas Bun, kompetensi memerlukan profesionalitas. Namun begitu, kompetensi setiap orang berbeda. "Strategi siapa mengerjakan apa harus pas," katanya.

Mas Bun mengutip Albert Einstein: "Semua orang itu jenius, permasalahannya adalah ikan dinilai dari keahliannya memanjat pohon, maka selamanya ikan itu akan tampak bodoh."

Terakhir, dalam permainan pemandu buta, peserta dibagi berpasangan. Satu orang ditutup matanya dan yang satu lagi menuntunnya menuju ke dalam kantor untuk makan siang. Peserta yang tidak ditutup matanya akan menuntun peserta yang dianggap buta sampai di ruang makan dan mengambil makanan untuk peserta "buta". Permainan ini mengajarkan pelayanan yang tulus kepada disabilitas.

Inti dari semua permainan outdoor adalah membangun sinergi. Dalam setiap permainan yang terpenting adalah integritas. Hal ini sesuai dengan tema IHT kali ini.

Indoor: Menyamakan Persepsi

Seusai istirahat peserta mengikuti IHT indoor kembali di ruang serba guna lantai 1 dengan tema integrity is our best asset. Dalam kesempatan ini Mas Bun menguraikan makna setiap permainan dan mengajak seluruh peserta untuk membangun interpersonal communication. Ia memaparkan tentang persepsi dan kenapa kebanyakan orang salah dalam berpersepsi.

"Kesalahan persepsi menghasilkan miscommunication,"katanya. "Persepsi seharusnya sama dengan kenyataan."

Kesalahan persepsi bisa terjadi karena tidak adanya komunikasi sehingga persepsi menjadi lebih kuat daripada kenyataan.

"Persepsi yang berlebihan akan mengaburkan realitas dan merusak hubungan," kata Mas Bun.

Selain itu, persepsi harus tepat. Menurut Mas Bun, agar persepsi seseorang terhadap realitas tepat, ia perlu memperluas perspektifnya dalam melihat segala sesuatu.

"Sudut pandang harus diperluas dan harus lengkap,"tegas Mas Bun.

Seringkali seseorang menerima informasi hanya setengah, tidak lengkap, hanya dari sedikit sumber, dan cepat menyimpulkan. Menurut Mas Bun, itulah yang memunculkan persepsi sempit dan tidak tepat.

Rahasia komunikasi yang berhasil diawali oleh self talk yang positif (positif thinking), dilanjutkan dengan membangun kesetaraan antar pihak (rapport building), dan kesediaan kedua pihak untuk saling mendengarkan secara aktif.

"Dalam komunikasi yang efektif, kita harus bersedia memahami sebelum dipahami," ungkap Mas Bun.

Mas Bun kemudian mengutip kalimat Stephen Covey: "Kebanyakan orang tidak mendengarkan secara aktif untuk memahami, mereka mendengarkan dalam rangka untuk menjawab."

Setiap komplain harus dihadapi dengan tenang, dengarkan, garis bawahi apa yang disampaikan, dan barulah memberikan solusi. 

"Ketika seseorang komplain, jangan langsung dikasih solusi, tapi didengarkan dulu," kata Mas Bun. Solusi itu belakangan, diberikan setelah mendengarkan keluhan.

Kegiatan yang dimulai pukul 09.00 WIB ini ditutup oleh Didith pada pukul 16.00 WIB. Menutup kegiatan, Didith menegaskan kembali agar seluruh jajarannya mengambil makna dari pelatihan IHT.  

(Teks: Hakim SB Mulyono, Foto: Marinda Isella)

Foto Terkait Berita
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini