Jakarta – Revaluasi Barang Milik Negara (Reval BMN) di 2018 secara
nasional per April 2018 telah mencapai 14%. Hajat revaluasi yang telah digelar
sejak 2017 ini diharapkan dapat selesai tahun ini. Sementara dari pencapaian
14% tersebut telah meningkatkan nilai BMN sebesar Rp275, 25 Triliun atau
338,97% dari nilai buku BMN Rp81,2 Triliun menjadi Rp356,4 Triliun.
Dalam Rapat Rapat Monitoring dan Evaluasi (Monev) Revaluasi BMN
2018, Senin (9/4/2018), Direktur Barang Milik Negara Direktorat Jenderal
Kekayaan Negara (DJKN) Encep Sudarwan mengatakan bahwa saat ini DJKN terus
mengembagkan sistem pengendalian kegiatan Reval BMN ini, sehingga dapat
mempercepat pekerjaan sekaligus meminimalisir human error yang
mungkin terjadi. “Pastikan dengan sistem yang kita bangun ini early warning system (Reval
BMN)-nya bisa berjalan, sehingga kalau ada kesalahan bisa cepat
terdeteksi,” ungkap Encep.
Direktur Penilaian DJKN Meirijal Nur mengungkapkan bahwa DJKN telah
mengembangkan sistem data berbasis SIG (Sistem Informasi Geografis) dimana
setiap objek bisa dilihat lokasi dan nilainya. “Dengan membandingkan nilai
beberapa objek yang letaknya berdekatan bisa dipetakan bila terdapat objek yang
nilainya tidak wajar, dan cepat dilakukan koreksi.” lebih lanjut Mei
mengungkapkan nilai yang tidak wajar tersebut bisa disebabkan beberapa
faktor diantaranya kesalahan input data. “Kita akan mencocokkan data input
dengan laporan penilaian yang sudah di-upload
oleh tim, sehingga kami harap tim melakukan upload data laporan penilaian
secara lengkap,” tegasnya.
Tenaga Pengkaji Optimalisasi Kekayaan Negara Eko Prasetyo mengatakan
bahwa sistem yang dibuat harus diimbangi dengan SDM yang mengoperasikannya,
sehingga dirinya mengharapkan adanya pedoman yang dapat dijadikan pegangan tim
di lapangan, serta mengoptimalisasikan peran kantor wilayah dalam sistem
pengawasan dan pengendalian.
Kepala Subdit Perencanaan Pengembangan Sistem Aplikasi Acep Irawan
mengungkakan bahwa pengembangan sistem ini terus dilakukan. Acep mengatakan tim
nya terus berkoordinasi dengan Pusat Informasi Dan Teknologi Keuangan
Kementerian Keuangan (Pusintek) untuk memastikan keamanan sistem. Ke
depannya sistem ini akan dikembangkan sehingga dapat memetakan kondisi, status
BMN, dan analisis kelokasian sehingga pengelolaan BMN makin optimal.
Sementara itu Direktur BMN mengatakan bahwa hasil revaluasi BMN 2018
sebesar 14% per April 2018 tersebut memang masih dibawah target yang ditetapkan.
Encep menegaskan pencapaian dibawah target bulanan tersebut disebabkan beberapa
kendala eksternal dimana terdapat beberapa satuan kerja pada
kementerian/lembaga yang belum mengisi formulir inventarisasi dan penilaian.
Mengatasi masalah tersebut Encep mengatakan Ia dan jajarannya akan segera
berkoordinasi dengan kementerian/lembaga terkait untuk segera mengisi formulir
inventarisasi dan penilaian tersebut. (uun/brili)