Jakarta - Untuk
mendukung rencana Kementerian Keuangan
dalam menyusun Laporan Potensi Fiskal Sumber Daya Alam (SDA), Direktorat
Jenderal Kekayaan Negara menggelar Special Session bersama expert dengan dukungan dari World Bank, di
Ruang Rapat Direktorat Piutang Negara dan Kekayaan Negara Lain-Lain (PNKNL)
Lantai 6 Utara, Senin (5/3).
Special session ini dihadiri Direktur PNKNL, Purnama T. Sianturi,
Tenaga Pengkaji RPEKND, Arik Hariyono, perwakilan dari Direktorat Penilaian,
serta Country Coordinator untuk WAVES
Indonesia, Farhan Helmy turut hadir dalam
acara tersebut.
Expert yang dihadirkan adalah Mr. Keith Jefferis salah satu konsultan Wealth
Accounting and The Valuation of Ecosystem Services (WAVES), yang telah banyak melakukan kajian dan
asistensi terkait isu-isu ekonomi lingkungan di beberapa negara, seperti Botswana
dan Filipina.
Direktur
PNKNL, Purnama T. Sianturi mengungkapkan bahwa saat
ini DJKN sedang menyusun laporan potensi fiskal SDA yang didalamnya menyajikan
data SDA beserta analisis fiskal SDA. Untuk itu, Purnama meminta Keith Jefferis
memberikan penjelasan terkait praktik institusionalisasi pelaporan SDA di
Botswana.
Keith Jefferis mempresentasikan
praktik pengelolaan dan pelaporan SDA di Botswana. Keith juga menjelaskan
peranan Kementerian Keuangan di Bostwana (MFED-Ministry of Finance and Economic Development). Selain itu, Keith
menyampaikan bahwa saat ini Botswana telah berhasil menyusun akun mineral,
tanah, air dan energi.
Diskusi berlanjut mengenai
metodologi Adjusted National Saving
(ANS), dijelaskan bahwa ANS mengoreksi
nilai Gross National Saving dengan
faktor-faktor Consumption of Fixed Capital, Investment in Human Capital, Depletion of
Natural Capital dan Pollution Damages. Namun demikian,
praktik pada masing-masing negara bisa jadi berbeda dalam mendefinisikan
faktor-faktor tersebut karena pengaruh ketersediaan data di masing-masing
negara.
Mengenai ANS ini,
DJKN bekerjasama dengan WAVES mengadakan Training
on Macroeconomic Indicators and Wealth
Account yang direncanakan akan dilaksanakan pada 6-9 Maret 2018 di Jakarta.
(Yd&Humas DJKN)