Jakarta – Direktur Piutang Negara dan
Kekayaan Negara Lain-lain (PNKNL) Purnama T. Sianturi menyampaikan, bahwa untuk
menjaga kerja sama antara Direktorat Jenderal Kekayaan Negara (DJKN) bersama
dengan Program Wealth Accounting and
Valuation of Ecosystem Services (WAVES), terutama dalam pengarusutamaan (mainstreaming) pengakuntansian Sumber
Daya Alam (SDA), perlu didiskusikan mengenai bentuk kerja sama yang akan
dilaksanakan pada tahun 2018. Hal tersebut disampaikan dalam pembukaan acara Focused Group Discussion (FGD) Membangun
Work Plan, Roadmap, dan Capacity Planning bagi Penyusunan
Laporan Potensi Fiskal SDA bersama dengan WAVES
Task Team Leader Juan Pablo Castaneda pada hari Selasa, 5 Desember 2017 di
Ruang Rapat Dit. PNKNL Lantai 5 Utara.
FGD ini dihadiri oleh Direktur PNKNL Purnama T. Sianturi,
Tenaga Pengkaji Restrukturisasi, Privatisasi, dan Efektivitas Kekayaan Negara
Dipisahkan (KND) Arik Hariyono, Task
Leader WAVES Juan Pablo Castaneda, Country
Coordinator WAVES untuk Indonesia Farhan Helmy, dan perwakilan Direktorat
Penilaian, dan perwakilan DJA.
Direktur PNKNL Purnama T. Sianturi menyampaikan, bahwa dengan
terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2017 tentang Instrumen Ekonomi
Lingkungan Hidup, peran DJKN dalam penyajian SDA berada di dua hal. Pertama,
DJKN sebagai supporting unit melakukan
penilaian SDA atas permintaan BPS untuk penyusunan Neraca SDA LH. Kedua, DJKN sebagai
pengguna data Neraca SDA LH untuk bahan penyusunan Laporan Potensi Fiskal SDA.
Penyusunan Laporan Potensi Fiskal SDA membutuhkan pegawai
yang memiliki kemampuan dan keterampilan, terutama dalam melakukan analisis
potensi fiskal dari sektor SDA. Kerja sama antara DJKN dan WAVES diharapkan
lebih bersifat teknis dan tepat sasaran sesuai kebutuhan organisasi, yaitu
berupa pendampingan penyusunan Laporan Potensi Fiskal SDA, terutama terkait
analisis untuk memastikan dan meyakinkan metodologi yang berlaku internasional.
Oleh karena itu, perlu dilakukan capacity
building terhadap pegawai DJKN.
Menanggapi hal tersebut, Mr. Juan Pablo Castaneda
menyampaikan, bahwa pengarusutamaan pengakuntansian SDA merupakan tugas WAVES.
Capacity building adalah salah
satunya. Harapan DJKN dalam capacity
building tersebut sejalan dengan
misi WAVES. Lebih lanjut, Mr. Juan menyampaikan, bahwa tantangan selanjutnya
bagaimana menghubungkan data SDA tersebut ke dalam kebijakan. Hal yang sama
disampaikan juga oleh Farhan Helmy, “Capacity
building dimulai dari pemahaman pengakuntansian Natural Capital Account (NCA), sehingga terjadi kesamaan pemahaman
di antara berbagai instansi terkait.”
Tenaga Pengkaji RPEKND Arik Hariyono menyampaikan, bahwa
kebutuhan organisasi (DJKN) lebih mengerucut pada aspek fiskal di bidang SDA, dan
mengingat kebutuhan yang mendesak untuk penyusunan RPMK tentang Tata Cara
Penyusunan dan Pelaporan Laporan Potensi Fiskal SDA, pelaksanaan capacity building diharapkan dilaksanakan
di awal tahun 2018. Sedangkan Kasubdit Penilaian Bisnis SDA Muhamad Nahdi
menyampaikan, bahwa selama tahun 2009 s.d. 2015, Direktorat Penilaian telah
melaksanakan penilaian SDA di tujuh Taman Nasional (TN) di antaranya penilaian
TN Gunung Gede Pangrango (2009), TN Ujung Kulon (2010), TN Sebangau, (2011),
dan TN Gunung Rinjani (2014). Selain itu, juga dilakukan beberapa pilot
project penilaian SDA berupa timah di tahun 2016 dan panas bumi (geothermal) di tahun 2017.
Pelaksanaan FGD dilanjutkan dengan beberapa agenda pembahasan berikutnya
seperti perlunya penentuan prioritas akun SDA yang akan diisi dalam Laporan
Potensi Fiskal SDA, pembuatan time line
penyusunan laporan, serta pemetaan institusi (institutional mapping). (KNL
II)