Jakarta - Task Team Leader dan Country Coordinator Wealth
Accounting and Valuation of Ecosystem Services (WAVES)
Juan Pablo Castaneda mengatakan
untuk menjaga kerja sama dan melanjutkan rencana-rencana yang telah terlaksana ataupun
yang akan dijalankan terkait kerja sama WAVES dan Direktorat Jenderal Kekayaan
Negara (DJKN) terkait penyusunan laporan potensi fiskal Sumber Daya Alam (SDA).
Selain itu, WAVES dan bersiap membantu dalam peningkatan kapasitas SDM melalui technical workshops atau trainings,
sedangkan untuk penyediaan technical assistant/consultant
akan dibicarakan lebih lanjut. Hal ini disampaikannnya pada 29 September 2017 saat
melakukan kunjungan ke Kantor Pusat DJKN, Jakarta.
Mr. Juan Pablo menyatakan
dalam penyusunan laporan, kiranya harus melihat data real di lapangan. Terdapat
beberapa contoh laporan yang bisa menjadi benchmarking
dari berbagai negara, yang dapat disesuaikan dengan kondisi dan keperluan
negara Indonesia, agar bisa lebih berkontribusi.
Pertemuan ini
dihadiri oleh Direktur PNKNL Purnama T. Sianturi, Tenaga Pengkaji Restrukturisasi,
Privatisasi dan Efektivitas Kekayaan Negara Dipisahkan (RPEKND) Arik Hariyono, perwakilan
Direktorat Penilaian,
focal point WAVES untuk Kementerian Keuangan Magda Iriana dan Country Coordinator Farhan Helmy.
Direktur PNKNL
Purnama T.Sianturi menyampaikan bahwa selama ini sudah terjalin kerja sama yang
baik antara Kementerian Keuangan dan WAVES, seperti South-South Knowledge Exchange on Mineral Valuation and Uses of NCA in
National Reporting (8-9 Desember 2016), pelatihan-pelatihan terkait
pengakuntansian SDA, seperti pelatihan pelatihan land account (2015), training System
of Environmental-Economic Accounting (2015), dan water account (2016), public
Hearing “Laporan Potensi Fiskal SDA” yang diselenggarakan di Universitas
Brawijaya (4 Mei 2017), serta WAVES Annual
Meeting di Kostarika (2016) dan Rwanda (2017).
“Dalam jangka
panjang DJKN berencana menyusun neraca SDA dan menyusun laporan potensi fiskal
SDA,” tuturnya. Lebih lanjut, ia menambahkan
bahwa laporan potensi fiskal SDA yaitu sebuah laporan yang menyajikan data SDA
dalam satuan fisik (physical term)
dan satuan nilai nominal (monetary term), beserta analisis potensi fiskal yang
terdiri dari penghitungan indikator makroekonomi yang disesuakan dan analisis
potensi penerimaan dan pengeluaran sektor SDA.
Ia berharap
agar WAVES dapat memfasilitasi DJKN untuk dapat meningkatkan pengetahuan
pejabat/pegawai DJKN dalam hal penilaian, pengakuntansian, dan analisis potensi
SDA, dengan cara mengadakan workshop
pelatihan, mengundang DJKN sebagai peserta dalam kegiatan yang diadakan WAVES
dan mendampingi DJKN untuk asistensi proyek yang sedang dijalankan yakni penyusunan
laporan eksperimental potensi fiskal SDA.
Menanggapi hal
ini, Tenaga Pengkaji RPEKND Arik Hariyono menyampaikan bahwa kerja sama yang
selama ini terjalin bisa lebih ditingkatkan untuk di masa mendatang, sehingga
program penyusunan laporan potensi fiskal SDA bisa terlaksana. Sedangkan
perwakilan Direktorat Penilaian menyampaikan bahwa Direktorat Penilaian telah
melaksanakan pilot project penilaian
SDA berupa timah di tahun 2016 dan panas bumi (geothermal) di tahun 2017. Hasil
penilaian tersebut akan menjadi bahan penyusunan di laporan potensi fiskal SDA.
WAVES merupakan
program penghitungan sumber daya alam (natural
capital accounting) di negara berkembang tropis yang diinisiasi sejak tahun
2010 oleh Bank Dunia bersama lembaga PBB, lembaga pemerintah, dan lembaga
non-pemerintah. WAVES memfasilitasi dukungan penerapan natural capital accounting dalam sektor lingkungan/SDA tertentu
yang memiliki prioritas ekonomi tinggi. Selain itu, WAVES juga memfasilitasi
pemahaman SEEA (standar SDA internasional), kaitan laporan SDA (assets accounts) dengan national
account, dan identifikasi ukuran/indikator yang dibutuhkan untuk kebijakan yang
efektif. Pihak yang terlibat sebagai Steering
Committee WAVES di Indonesia terdiri dari tiga institusi yaitu Kementerian
PPN/Bappenas, Badan Pusat Statistik, dan Kementerian Keuangan. (Humas)