Jl. Lapangan Banteng Timur No.2-4, Jakarta Pusat
 1 50-991    ID | EN      Login Pegawai
 
Artikel DJKN
Perilaku OCB dalam Menghadapi Tantangan Kerja di Tengah Pandemi
Andika Putra Bharata
Jum'at, 26 Februari 2021 pukul 14:59:56   |   1497 kali

Dulu waktu bertugas di unit kerja saya yang lama, KPKNL Padangsidimpuan, pernah suatu ketika Mas Upan, OB andalan kantor saya mengatakan bahwa esok hari ia izin tidak masuk kerja karena kaki kanannya sakit ketika dipakai berjalan apalagi jika ditekuk perlu ke tukang urut agar dibetulkan uratnya.

Karena saya cukup dekat dengan beliau, Saya tanya apakah sudah sering sakit kakinya, siapa tahu asam urat tinggi jadi jangan sampai sembarangan bawa ke tukang urut, dia jawab baru kali ini. Singkat kata, Mas Upan izin satu hari full dan pastinya ada beberapa pekerjaan yang harus di-handle oleh yang lain seperti membuatkan minum, membersihkan ruang kantor dan lobby.

Keesokan paginya, ketika saya dan rekan-rekan lainnya baru saja pulang bermain futsal dan tiba di kantor, kami melihat di ruang yang dibatasi kayu kubikel dan bahkan ruang konsultasi ternyata sudah tersedia minum, dan ruangan sudah bersih. Ketika saya ke pantry untuk membuat kopi, saya lihat air panas sudah siap di termos, dan dispenser juga sudah siap digunakan.

Usut punya usut ternyata OB - OB yang lain dengan sukarela masuk lebih awal untuk menyiapkan semua pekerjaan yang 'dititipkan' oleh Mas Upan lalu setelahnya mengerjakan pekerjaan masing-masing. Wah, Gompis Hian!

Kejadian lain yang hampir mirip terjadi saat saya menjabat sebagai bendahara penerima di unit kerja saya yang baru, KPKNL Bogor. Di awal Januari, saya terjangkit infeksi covid-19. Rasanya tidak enak sekali. Hampir semua gejala saya rasakan pada saat itu, demam tinggi hingga 39 derajat, menggigil, badan pegal dan linu karena kram sendi, belum lagi pilek dan batuk yang benar-benar membuat saya pusing tidak karuan. Setelah dilakukan tindakan awal, dokter mengatakan bahwa CT saya sangat rendah sehingga menyarankan saya untuk beristirahat total serta isolasi mandiri.

Saya kira demam dan gejala-gejala lain hanya akan berlangsung selama satu - dua hari, ternyata selama seminggu tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan gejala akan mereda. Saya tidak bisa tenang, ada tenggat waktu laporan yang harus segera diselesaikan, belum lagi dengan volume lelang yang tinggi di KPKNL Bogor membuat saya was-was apabila SOP terlewat dan pelayanan pra dan pasca lelang terhambat sehingga menimbulkan banyak keluhan. Situasi yang dilematis itu membuat saya bingung dan pasrah. Siap untuk menerima risiko dicaci maki para peserta lelang dan teguran dari stakeholder lain.

Namun, setelah berhari-hari, tidak ada satupun hal-hal yang saya khawatirkan terjadi. Jadi saya coba telpon atasan saya sekaligus mengabari bahwa saya sudah baikan. Ternyata, lah, dalah, yang ngerjain laporan saya itu Mbak Ima dari Subbag Umum, yang membantu membuat dokumen pasca-lelang adalah pegawai honorer, Mbak Novi. Bahkan, atasan saya, Bu Ibet, yang repot menjawab semua telpon keluhan yang masuk. Kepala Kantor, Pak Dodok mengeluarkan kebijakan pembatasan layanan lelang sehingga tidak banyak lelang yang dilakukan pada saat periode saya sakit tersebut. Semua dikerjakan tanpa saya minta tolong. Saya cuma bisa takjub dan bersyukur bahwa saya dikelilingi oleh rekankerja dan atasan yang sangat suportif. KPKNL Bogor kahiji pisan!

...

Bagi saya, dua kejadian di atas adalah pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua. Setiap orang memiliki derajat yang sama apapun bidang pekerjaannya dan setiap orang bisa bekerja profesional di bidang pekerjaan tersebut entah itu pegawai biasa seperti saya dan Bu Ima, Supervisor seperti Bu Ibet, bahkan OB Mas Upan pun semua memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan yang terbaik, bahkan membuat orang lain bahagia.

Apa yang dilakukan rekan- rekan kerja saya dalam dua contoh saya di atas adalah salah satu bentuk perilaku OCB yang menjadi favorit saya dalam konteks pekerjaan pelayanan. OCB (Organizational Citizenship Behavior) yang saya dapat dari pendidikan dan kepelatihan mengenai Leadership pada saat kuliah dulu. Maklum, karena kampus plat merah pelatihan kepemimpinan pun tetap dibalut dengan asas pelayanan.

Dalam psikologi industri dan organisasi, OCB adalah komitmen sukarela seseorang dalam suatu organisasi atau perusahaan untuk mengerjakan pekerjaan yang melebihi dari tuntutan peran di tempat kerja.

Bukan hanya patuh kepada aturan dan SOP, perilaku ini cenderung bersifat sosial antara lain suka menolong, rela menjadi sukarelawan ketika ada pekerjaan ekstra sekalipun tidak ada hubungannya dengan reward berupa tambahan gaji, aktif memberikan ide konstruktif bagi organisasi,dan tetap bekerja dengan baik sekalipun tidak ada yang mengawasi.

Rekan - rekan OB tadi sebenarnya sah-sah saja tidak perlu masuk pagi-pagi, toh tidak ada yang menyuruh. Tetapi kerelaan untuk masuk lebih pagi membuatkan minum dan membersihkan ruang kantor sehingga membuat kantor tetap rapi dan bersih adalah implementasi OCB.

Rekan - rekan dan atasan saya juga sebenarnya boleh boleh saja tidak peduli terhadap saya dan hanya mengerjakan apa yang ditugaskan untuk mereka, kalau ada masalah tinggal menyalahkan saya, toh memang ini tugas dan tanggungjawab saya. Namun, sebaliknya dengan penuh keikhlasan beliau- beliau ini membantu dan memudahkan pekerjaan saya supaya operasional kantor bisa tetap berjalan dan saya juga dapat melakukan pemulihan diri dengan baik bahkan lebih bersemangat untuk berkerja.

Di tengah situasi Pandemi yang tidak menentu ini, perilaku-perilaku OCB akan berdampak luar biasa jika bisa diimplementasikan banyak orang, karena akan mendukung organisasi semakin kondusif budaya kerjanya juga akan menjaga sinergi yang positif di dalam tim. Hasil dari perilaku OCB ini juga adalah cerminan sebuah penghayatan bahwa pekerjaan adalah sarana kita memberikan pelayanan kepada orang lain, ketika orang lain bahagia medapatkan manfaat positif maka itu adalah salah satu wujud mengasihi sesama, dan itu adalah ibadah.

Disclaimer
Tulisan ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan kebijakan institusi di mana penulis bekerja.
Peta Situs | Email Kemenkeu | Prasyarat | Wise | LPSE | Hubungi Kami | Oppini